Saat tubuh raja terhempas ke lantai, mata Ratu Melara langsung tertuju pada Melisa, wajahnya berubah penuh kemarahan.
"Kamu!" dia berteriak, suaranya tajam dan gemetar. "Kamu yang melakukan ini! Kamu meracuninya, kau brengsek!"
Dada Melisa berdebar kencang, pikirannya kacau balau.
"Apa? Tidak, saya tidak- saya tidak akan pernah-"
Namun kata-katanya tenggelam oleh kegaduhan pedang yang ditarik, ksatria-ksatria bergegas maju dengan baja yang berkilauan dalam cahaya lilin.
[SIAL!] Dia mengangkat tangannya seolah-olah ada senjata yang ditodongkan kepadanya. [Sial, sial, ini tidak mungkin terjadi!]
Tepat saat mata pisau hampir mencapainya, sebuah sosok melesat melalui kerumunan, mendorong ksatria-ksatria kembali dengan ledakan sihir angin.
"Sekarang, tunggu sebentar," Javir menjaga tangannya terangkat. "Ini tidak seperti yang terlihat."
"Tidak seperti yang terlihat?" sang ratu bertanya dengan cibiran. "Raja sudah mati!"