บท 61: Nim yang Luar Biasa, Bagian Tiga Puluh

{Javir}

Javir berjalan melalui koridor Akademi Syux, langkah kakinya bergema di lantai marmer yang terpoles.

Kelas hari itu telah berakhir, dan koridor yang biasanya ramai kini sepi.

Javir bergumam pada diri sendiri. Dia suka mengajar. Dia menikmati melihat bakat-bakat muda yang menjanjikan mengembangkan keterampilan mereka tepat di depan matanya. Meninggalkan akademi 8 tahun lalu tidak ada hubungannya dengan aspek itu dari menjadi seorang guru.

Namun, ini adalah salah satu kali pertama menjadi guru, harus meningkatkan keterampilan para siswa ini, benar-benar membuatnya cemas.

[Turnamennya hanya empat hari lagi,] pikir Javir sambil menghela napas. [Apakah mereka sudah siap?]

Memang, antisipasi itu terasa nyata, elektrik di udara. Siswa dan fakultas sama-sama bersemangat, dan tekanan untuk berprestasi semakin meningkat.