บท 118: Bab 114. Penahanan dan Imbalan

Mengarungi danau terasa terlalu singkat, tetapi mereka harus kembali saat matahari terbenam.

Saat menatap danau yang gelap malam itu melalui dinding kaca kamar hotelnya, Zein bertanya-tanya apakah mungkin untuk berlayar di sungai dan parit Althrea. Dia menduga itu cukup lebar, meskipun Zein tidak tahu kedalamannya.

"Kamu tidak bosan dengannya, huh?" Bassena terkekeh pada sang pemandu, yang berdiri di depan dinding sambil memegang minuman, menikmati momennya sebelum tidur.

"Mengapa aku harus bosan?" Zein menjawab dengan santai, hanya melirik esper itu melalui refleksi di kaca.

Butuh waktu dua puluh tujuh tahun baginya untuk melihat sungai dan danau bersih dan segar pertamanya yang bisa diminum langsung tanpa perlu banyak mesin penyaring untuk menghilangkan miasma yang meresap di dalam air. Zein tidak pikir dia akan bosan menatapnya dalam waktu dekat.

Tidak, dia yakin dia tidak akan pernah bosan dengan pemandangan itu bahkan jika suatu hari nanti dia memiliki rumah menghadap laut.