ดาวน์โหลดแอป
85.71% MEGABOT / Chapter 6: Mimpi Yang Hanyut

บท 6: Mimpi Yang Hanyut

Dua bulan sudah berlalu sejak kejadian Mega-Kron. Jayapura Nightwolf telah kembali berdiri gagah, meskipun bekas kerusakan dari pertempuran sebelumnya masih terlihat jelas di beberapa sudut markas. Namun, di tengah puing-puing yang sedang dibangun kembali, semangat untuk melawan monster dan mempertahankan bumi terus membara, terutama di hati para pemuda seperti Erwin.

Saat bulan Juni telah tiba, dan hari ini adalah hari besar bagi Erwin yang sudah dia tunggu tunggu sedari dulu. Dia berdiri di depan gerbang Akademi Jayapura Nightwolf, akademi yang hanya bisa diimpikan oleh banyak anak seusianya.

Dengan desain yang megah, dikelilingi oleh pilar-pilar tinggi dan jendela kaca yang memantulkan langit biru, akademi ini tampak seperti benteng pengetahuan dan kekuatan. Bendera-bendera berkibar di sepanjang jalan masuk, masing-masing dengan simbol Jayapura Nightwolf yang menandakan kejayaan dan keteguhan hati.

Di sekitar Erwin, ratusan anak muda dengan wajah-wajah penuh semangat dan harapan berkerumun, menunggu giliran mereka untuk mendaftar. Mereka semuanya mengenakan pakaian rapi dan memegang map berisi berkas-berkas penting untuk pendaftaran.

Dengan tenang, Erwin memegang tas kecilnya dengan hati-hati, di dalamnya ada semua dokumen yang ia butuhkan. Senyuman kecil terbentuk di bibirnya, merasa bahwa hari ini adalah awal dari sesuatu yang besar.

Saat ia melangkah maju, tiba-tiba ada dua sosok yang sudah sangat dikenal olehnya muncul dari arah belakang. Aron dan Eka, dua anak yang sering kali mengganggunya di sekolah dulu. Wajah mereka dipenuhi dengan kesombongan dan niat buruk, dan tidak butuh waktu lama sebelum mereka mendekati Erwin dengan senyum sinis.

"Hei, Erwin! Siapa sangka, kau juga ingin mendaftar ke sini, hah?" Aron menyapa dengan nada mengejek.

Menyadari kalau itu adalah orang yang sering membullinya, Erwin berusaha mengabaikan mereka dan melangkah lebih cepat, namun Aron menghalangi jalannya. Dan di sisi lain, Eka sudah mulai merogoh tasnya Erwin sebelum dia bisa menghentikannya.

"Apa yang kau bawa di sini? Berkas pendaftaran? Wah, kau pasti bercanda kalau kau pikir bisa masuk ke akademi ini, kan." kata Eka sambil menarik tas dari genggaman Erwin.

"Kembalikan tasku!" Erwin berseru, mencoba merebut kembali barang berharganya itu, namun Aron dengan sigap mendorongnya ke samping hingga hampir membuat jatuh. Mereka terlalu kuat, dan Erwin yang sendirian tak punya pilihan selain mundur sejenak.

Lalu, Eka melongok saat melihat ke dalam tasnya Erwin dan melihat tumpukan dokumen di dalamnya. "Ini dia berkas-berkas penting yang kau butuhkan, ya? Wah, sayang sekali kalau ada sesuatu terjadi pada benda ini."

Sebelum Erwin bisa melakukan apa pun, Aron meraih tas itu dan melemparkannya dengan keras ke arah sungai yang mengalir deras di sisi akademi. Tas itu melayang di udara dan mendarat di air, perlahan-lahan terbawa oleh arus yang kuat.

"Tidak!" teriak Erwin, matanya melebar saat melihat tasnya hanyut. Tanpa berpikir panjang, dia berlari ke tepi sungai, namun tidak ada yang bisa dia lakukan. Aron dan Eka tertawa terbahak-bahak di belakangnya, lantaran senang dengan kekacauan yang mereka timbulkan kepada Erwin.

"Kau benar-benar berpikir bisa menjadi pilot MegaBot, hah? Kau bahkan tidak bisa menjaga tasmu sendiri!" Aron melontarkan kata-kata pedas dengan nada menghina.

"Kau sebaiknya pulang saja, pecundang. Akademi ini bukan tempat untuk orang lemah seperti dirimu," tambah Eka yang masih tertawa terbahak-bahak.

Di tengah kegelisahan yang mendalam, Erwin tidak membalas perkataan mereka. Pikirannya saat ini masih terlalu sibuk memikirkan tasnya yang sekarang hanyut entah ke mana. Semua dokumen penting ada di sana dan tanpa itu, dia tidak akan bisa mendaftar di akademi ini.

Meskipun mereka terus mengejeknya, dia sama sekali tidak peduli lagi dengan kata-kata mereka. Yang menjadi prioritasnya sekarang hanyalah mendapatkan tasnya kembali.

Dengan hati yang gelisah, dia mulai berjalan menyusuri tepi sungai, mengikuti aliran air yang membawa tasnya menjauh. Sungai itu berliku-liku, mengalir dengan cepat di bawah bayang-bayang pepohonan.

Waktu terus berlalu, dan matahari semakin rendah di langit, hingga mendekati waktu tenggelam. Erwin merasa cemas, karena tahu bahwa pendaftaran akademi akan segera ditutup. Jika dia tidak menemukan tasnya sebelum gerbang akademi ditutup, maka semua mimpinya akan sirna begitu saja.

Dia terus berjalan, dengan matanya yang terus mencari-cari di antara arus air yang deras. Sesekali, dia melihat benda-benda mengapung di sungai, namun bukan tasnya melainkan hanya plastik yang hampir mirip warnanya. Setiap kali dia melihat sesuatu yang mirip, harapannya bangkit, hanya untuk dihancurkan lagi saat menyadari itu bukanlah yang dia cari.

Sore itu terasa sangat panjang dan kaki Erwin mulai lelah, tetapi hatinya belum menyerah. Dia terus mengikuti arus sungai tersebut, meskipun jalannya semakin sulit dan semakin jauh dari akademi. Sementara itu, bayangan malam mulai menyelimuti sekitarnya, menambah kesan bahwa waktu tidak berpihak padanya.

Ketika langit mulai memerah oleh cahaya matahari yang tenggelam, Erwin akhirnya menyadari sesuatu yang mengerikan. Pendaftaran akan segera ditutup. Lalu, saat dia melihat ke arah jam yang ada di tangannya, kurang dari satu jam tersisa lagi sebelum gerbang akademi ditutup, dan dia masih belum menemukan tasnya. Hati kecilnya mulai merasakan kekalahan. Dia tahu bahwa jika dia terus mencari, dia akan kehilangan waktu untuk kembali ke akademi.

Dengan berat hati, dia akhirnya memutuskan untuk kembali ke akademi. Langkah kakinya lambat dan penuh kekecewaan. Setiap langkah terasa lebih berat daripada sebelumnya. Pikiran tentang kehilangan kesempatan untuk menjadi pilot MegaBot terus menghantui pikirannya. Ini adalah kesempatan satu-satunya. Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran, dan jika dia gagal sekarang, dia tidak tahu kapan bisa mencobanya lagi.

Ketika Erwin akhirnya kembali ke akademi, langit sudah hampir gelap. Lampu-lampu jalan sudah mulai menyala, dan dari kejauhan dia bisa melihat gerbang akademi yang megah. Namun, yang lebih menyesakkan hati adalah pemandangan gerbang itu yang perlahan-lahan mulai ditutup. Para penjaga sudah mulai menggulung rantai besar dan mengunci pintu gerbang dengan kunci besi yang kokoh.

Kemudian, Erwin berlari secepat yang dia bisa, berharap masih ada waktu baginya. Tetapi begitu dia sampai di sana, gerbang sudah tertutup sepenuhnya. Penjaga hanya memandangnya dengan wajah dingin.

"Maaf, anak muda. Pendaftaran sudah ditutup. Silakan kembali tahun depan," kata salah satu penjaga tanpa sedikitpun empati.

Dengan napas tersengal, Erwin berdiri di depan gerbang yang tertutup, kehabisan tenaga dan kata-kata. Dalam keheningan itu, rasanya seolah seluruh dunianya hancur berkeping-keping. Semua usahanya, semua impiannya, terasa sirna begitu saja tanpa sisa. Di kejauhan, Aron dan Eka mungkin sudah tertawa puas melihat kehancurannya, sementara dia hanya bisa berdiri di sana, terjebak dalam perasaan tidak berdaya.

Dengan langkah yang berat, dia berbalik dan berjalan pulang. Malam itu terasa sangat dingin, meskipun udara sebenarnya lumayan hangat. Di dalam hatinya, ada rasa kecewa yang begitu dalam. Namun, di balik kekecewaan itu, ada sesuatu yang lain, sebuah api kecil yang mulai menyala. Kegagalan ini tidak akan menghentikannya. Jika dia tidak bisa mendaftar kali ini, maka dia akan kembali lagi. Dan saat itu tiba, tidak akan ada yang bisa menghentikannya.

Meskipun malam itu terasa seperti akhir bagi Erwin, di dalam hatinya dia tahu bahwa ini baru permulaan.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C6
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ