Keira berhenti sejenak.
Akhirnya, dia memantapkan hati dan berkata langsung, "Sebenarnya, Nenek tidak melupakanmu... Obatku benar-benar berhasil, dia—"
"Aku tahu."
Lewis memotongnya, membuat Keira terhenti dengan terkejut.
"Kamu tahu?"
"Ya." Lewis menundukkan kepalanya dan memberikan senyuman pahit. "Apakah kamu lupa? Nenek dulu mengidap Alzheimer. Setiap kali dia mengalami serangan, aku adalah satu-satunya orang yang dia kenali. Dia selalu bilang dia tidak akan pernah lupa padaku."
Keira terdiam.
Lewis secara naluriah mencari rokok di sakunya, tapi setelah ragu sejenak, dia menarik tangannya kembali. Pandangannya beralih ke jendela, melihat awan gelap yang berkumpul di kejauhan.