Kerajaan Kanterbury. 497 A.H.
Setelah melakukan perjalanan, mulai dari berjalan kaki hingga menggunakan taksi, Klein hampir mencapai hutan Kanterbury dengan hari yang sudah menjelang sore.
Dengan banyak bahaya mengintai di setiap tempat, Klein tidak akan bisa melanjutkan perjalanan pada malam hari, jadi dia memutuskan untuk berkemah dan beristirahat terlebih dahulu. Dia menyiapkan tenda dan api. Terima kasih kepada Kamazon karena menjual korek dan tenda yang cukup berkualitas.
—Kamazon. Sebuah perusahaan yang diciptakan untuk memperbaiki pohon dunia. Ini diciptakan oleh seorang dewa peringkat rendah– namun, ini adalah rahasia yang hanya Klein yang tahu sebagai makhluk di luar dimensi ini.
Setelah menyiapkan semuanya, Klein duduk di depan api unggun dan memasak makanan kaleng yang sudah dia bawa dengan meletakkan kaleng yang sudah dibuka diatas bara api, menunggu makanan di dalamnya matang, atau sekurang-kurangnya hangat.
Sambil menunggu makanan yang dia siapkan selesai, Klein meminum teh hangat yang sudah dia siapkan, sebelum matanya mulai tertuju pada langit yang masih sangat dia kagumi bahkan setelah hidup hampir satu dekade di dunia ini.
Jika itu di Bumi, Klein pasti akan sangat senang melihat pemandangan matahari terbenam sambil berkemah. Itu memang pemandangan yang indah, tapi mengerikan di saat yang sama, karena Klein kehilangan satu waktu yang berharga untuk membuat rencana bertahan hidup.
"… Betapa damainya dunia… jika aku tidak tahu apa-apa." Klein bergumam rendah, mengalihkan pandangannya kembali ke makanan yang dia buat. 'Seperti kata Alter Knight, seluruh takdir dunia ada di bahu para ksatria, maka lemah adalah sebuah dosa. Sementara aku mengetahui segalanya, maka menjadi lemah juga sebuah dosa besar.'
"Sekali lagi hari telah berakhir… dan hari lain muncul sebelum bencana mulai terjadi." Dia bergumam, memakan bekal yang sudah dihangatkan.
Tapi ini bukanlah keinginannya, dan menyesali segalanya pun tidak akan berguna. "Turu lah."
Klein bangkit dari batang kayu yang digunakan sebagai tempat duduk, dan mulai bergerak dengan berat hati ke dalam tenda.
"Kee…! Kee…! Manusia!! Ada manusia!"
Suara serak yang tinggi membuat Klein tersentak. Klein dengan segera mengubah posisinya menjadi waspada dan bersiap dalam pertarungan melawan makhluk dengan suara yang membuat bulu kuduknya berdiri.
Makhluk hijau yang pendek dengan senjata di tangannya dan wajah yang buruk. Monster paling klise dan yang paling lemah di setiap latar fantasi dan aksi—kecuali Goblin Slayer. Goblin!
"Kaa!!! Ada manusia! Goblin akan mengambil barang-barangnya!!"
Goblin itu melesat ke arah Klein dengan sekuat tenaga. Dia berlari ke arah Klein dengan senjata yang siap diluncurkan. Itu sangat cepat, tapi Klein bisa melihat setiap gerakan yang akan dia lakukan.
Klein dengan cepat memposisikan perisai yang ada di dalam tenda dan mendorong tubuh goblin yang melesat, hampir membuatnya terpental.
"Sial… reaksi tangannya lebih cepat daripada yang kuduga."
Itu gagal mengenai kepalanya dengan sempurna. Memang kena, tapi goblin itu berhasil melindungi sebagian kepalanya memakai tangannya.
"Kewk…! Goblin akan membalas perbuatan manusia!! Kaahh…!!"
Kali ini goblin itu menggunakan gerakan yang berbeda. Dia bergerak memutar ke belakang Klein. Sialnya bagi pemuda itu, kali ini rekannya yang lain muncul dan berniat menyerang juga.
"Kekw… goblin akan membantu goblin melawan manusia!!"
Dia melesat ke arah Klein dari depan. Klein tidak bisa melakukan strategi yang sama karena goblin yang sebelumnya bersiap-siap menyerang.
'Ini benar-benar membuatku gugup.' Klein menarik senjata yang ada di pinggangnya dan mengarahkannya pada salah satu goblin yang berniat menyerang.
"Terima ini… manusia!!" Goblin yang pertama menyerang dari samping. Dia cepat! Tapi Klein masih bisa bereaksi. Klein menoleh ke yang kedua dan dia sudah mengayunkan senjatanya.
Beruntung untuk Klein, kuda-kuda yang dia lakukan memudahkannya untuk bergerak menghindar ke semua arah, maka Klein melompat ke belakang sebelum mereka bisa mengenai Klein.
Pemuda itu menguatkan pijakannya lagi.
"Mati!" Klein menekan pelatuk di pistolnya dan peluru timah panas melesat, menembus kepala salah satu goblin yang lengah setelah menyerang.
"Klwe—"
Goblin itu terkapar dan mati begitu saja dengan luka tembakan di kepalanya.
"Goblin akan membalas kematian goblin…!! Mati, manusia!!"
Goblin yang tersisa berlari dan mengayun-ayunkan senjatanya dengan sekuat tenaga, sementara Klein yang tidak siap karena lonjakan adrenalin hampir gagal menangkis dengan perisainya.
"Bahuku sakit brengsek!"
Goblin itu tidak memperdulikan Klein yang terluka dan menyerang ke depan, dan Klein yang menggunakan pistol akan kehabisan waktu untuk mengganti senjata. Dia gesit, tapi Klein tidak kalah pintar, dia segera melemparkan perisainya ke muka makhluk itu.
"Keeek…!!?" Goblin itu terkejut, memberikan sedikit waktu untuk Klein.
Dan dengan kesempatan itu, dia berguling ke samping dengan cepat, menghindari serangan goblin itu. Dia dilumpuhkan untuk sesaat, sementara Klein menodongkan senjatanya ke arahnya.
"Jangan licik manusia!!"
"Ini namanya strategi!!"
Suara ledakan dari moncong pistol terdengar berkali-kali dengan keras seperti sebuah simfoni di telinga Klein, menembus tubuh goblin yang malang itu dan membunuhnya seketika.
Goblin itu terkapar tanpa nyawa dengan darah mengalir, membuat kolam kecil berbau amis dan anyir yang membuat siapapun tidak nafsu untuk makan.
"Goblin sialan."
Klein mengambil kembali perisainya dan senjata-senjata dari goblin, lumayan untuk dijual atau digunakan kembali. Setidaknya Klein akan bersyukur karena bisa berada di dunia dengan teknologi yang stabil daripada Goblin Slayer…
"Sial, aku ingin bisa memakai sihir dan menggunakan semua pengetahuan di dalam kepalaku untuk melakukan mantra keren!! Tapi apalah daya diriku yang cuma mob acak—yang bahkan tidak punya bintang peringkat."
Dia hanya bisa bersabar, karena tidak lama lagi, dia akan sampai ke hutan yang menjadi tujuan utamanya dan tempat yang akan mengubah hidupnya.