Saya menuju rumah langsung.
Detik setelah saya membuka pintu, perut saya yang lapar mulai menggerutu. Saya belum makan siang atau sarapan, jadi saya tidak perlu bertanya-tanya mengapa. Saya menutup pintu dan lelah menjatuhkan tas saya di tempat tidur, sebelum menaruh makanan bungkus di meja.
Saya sedikit pusing saat itu. Mungkin karena menangis berlebihan dan perut kosong. Jika Ibu masih hidup, dia pasti akan memarahi saya karena melewatkan makanan. Tapi sebelum Ibu bisa bangkit dari kematian untuk memarahi saya karena tidak makan siang tepat waktu, saya duduk dan mengeluarkan makan siang saya dari kantong plastik.
Aroma makanan yang menggoda membuat perut saya makin menggerutu. Tanpa membuang waktu, saya makan sejumput chopsuey dan nasi untuk memenuhi keinginan saya.