Ring-Ring-Ring…
Bunyi telepon memecahkan keheningan di ruangan. Abigail, yang telah bekerja sambil duduk di samping jendela, memalingkan kepalanya dan melihat telepon. Dia tersenyum sambil membisikkan, "Elsa!"
Dia segera menjawab telepon. "Wah, kaget. Kamu akhirnya menelponku."
"Ya, aku khawatir padamu." Suara Elsa, penuh kekhawatiran dan kepedulian yang tulus, mencapai telinga Abigail. Namun, rasa cemas itu segera tergantikan oleh antusiasme. "Dan aku sangat merindukanmu."
Abigail membalas perasaan itu. "Aku juga merindukanmu."
Elsa tak bisa menahan semangatnya saat berseru, "Aku punya sesuatu yang menarik untuk kuberitahu padamu."
Abigail tak bisa menahan senyumnya, merasakan antusiasme Elsa. "Apa itu?"
Elsa tampak sangat gembira saat berkata. "Aku menemukan seseorang. Dan tebak apa? Dia ingin menikah denganku. Oh, Tuhan! Abi, aku sangat bahagia."
Tawa lepas Abigail terdengar di percakapan mereka. "Apakah kamu bilang iya?"