ดาวน์โหลดแอป
98.27% sistem the gamer / Chapter 911: Bab 429 Hina Tachibana

บท 911: Bab 429 Hina Tachibana

para pengungsi menatap pesawat putih sci fi yg perlahan mendarat di dekat mereka dengan wajah penuh kekaguman.

saat pintu Palka terbuka, pria tampan segera menampakan dirinya.

senyum ramahnya bagai dewa matahari yg memberi kehangatan bagi mereka terutama untuk para wanita.

"kami akan membawa kalian ke tempat yg aman" suara merdu pria itu terdengar bagaikan bisikan malaikat.

"ikuti pengaturan delta, dia akan membagikan kebutuhan dasar pada kalian. tidak perlu terburu buru, kalian sudah aman."

seketika sorak kegembiraan terdengar dari para pengungsi, air mata bahagia perlahan membasahi pipi mereka.

"nama ku delta, kalian semua berbaris dan ikuti aku dengan tenang." delta segera memimpin semua orang untuk masuk ke dalam pesawat.

"kemana kamu akan membawa mereka?" sakuya perlahan mendekati ku sambil mengajukan pertanyaan.

"ketempat yg aman." aku menjawab tanpa menoleh ke arahnya, karena mata ku tertuju pada Nono dan yg lainnya yg sedang bergegas ke arah ku.

tapi sakuya tidak menyerah dan masih bersikeras mengajukan pertanyaan dengan nada penasaran. "dari cabang mana?"

"bukan dari cabang mana pun, negara manapun atau bagian dari apapun. kami organisasi independen yg bertujuan untuk menyelamatkan orang orang yg terlantar dan tidak diterima oleh tempat perlindungan mana pun."

"siapa pemimpin organisasi ini?"

"pria tampan yg sedang kamu ajak bicara."

akhirnya sakuya terdiam setelah mendengar jawaban ku.

dia hanya bisa menatap ku dengan expresi rumit sambil memutar otaknya untuk mengajukan pertanyaan lain.

tapi kata kata narsis ku membuat otaknya tidak mampu memproses keinginannya dan hanya bisikan kutukan yg bisa di pikirkan oleh sakuya.

"nama ku Tachibana sakuya, siapa nama mu?" akhirnya sakuya memutuskan untuk memperkenalkan diri nya.

mendengar ini alis ku sedikit terangkat. "panggil saja Robert." lalu aku menatap sakuya "kamu mengingatkan ku dengan seseorang bernama Tachibana hina dan Tachibana Rui."

"bagaimana kamu kenal nenek ku?" tanya sakuya dengan wajah penasaran yg membuat tubuh ku bergetar dan tangan ku mengepal erat.

"apa Tachibana hina masih hidup?" nada ku sedikit bergetar dan dalam hati ku, aku berharap bahwa dia masih hidup.

senyum polosnya mulai muncul di pikiran ku yg membuat hati ku sedikit sesak.

tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri ku, karena semua masih belum di pastikan.

"nenek Rui meninggal saat tempat perlindungan kami di serang sedangkan nenek hina mengalami cacat permanen." nada sakuya menunjuk penyesalan yg mendalam. "saat itu kami sedikit terlambat, jika tidak mereka pasti akan baik baik saja."

"tidak apa apa, tidak apa apa." aku berusaha menenangkan diri ku sambil mengelus dadaku.

melihat sikap ku, sakuya menatap ku dengan rasa penasaran.

"aku tidak tahu apa nenek mu masih mengingat ku. tapi dulu kami sempat bertemu dan aku masih ingat saat aku hampir mati kerena keracunan oleh makanan yg dia buat. sebaliknya nenek Rui sangat pandai memasak."

mata sakuya melebar mendengar kata kata, lalu berkata dengan senyum canggung. "dulu nenek hina memang tidak pandai memasak, tapi dia sudah berlatih keras bersama nenek Rui dan kemampuannya mulai membaik."

aku memberi anggukan ringan. "untunglah, setidaknya tidak akan adalagi orang yg mati karena keracunan makanan."

"ha ha ha ha" sakuya tertawa kecil sambil menutup mulutnya.

"bisakah kamu membawa ku ke markas mu sebagai tamu, tapi jangan beri tahu bahwa aku memiliki hubungan dengan nenek mu. aku tidak ingin dia di manfaatkan oleh orang orang serakah yg ingin memanfaatkan ku. aku hanya ingin melihat nenek hina dan mengucapkan terima kasih padanya, kamu harus mengerti apa yg aku maksud." suasana tiba tiba berganti menjadi lebih serius, sakuya yg merasakan ini juga memberi anggukan ringan sebagai jawaban. "aku akan menghubungi markas pusat untuk menjelaskan situasi saat ini agar mereka bisa mengijinkan mu masuk."

"terima kasih sakuya..." aku mengucapkan terima kasih ku yg tulus padanya. "jika aku bisa bertemu dengan nenek mu, aku bisa mengabulkan satu keinginan mu kecuali memusnahkan semua aragami."

"aku akan mengingat kata kata mu" sakuya memberiku senyum ringan dan aku membalasnya dengan anggukan ringan.

sakuya langsung menghubungi markas pusat untuk menjelaskan situasi melalui alat yg ada di telinga mereka.

"kapten..." saat itu Nono dan yang lainnya tiba di tempat kami.

Mai segera memeluk ku dan menyandarkan kepalnya di bahu ku, tapi suara geram Nono segera bergema seperti Guntur yg memecah kesunyian. "kapten.... menjauh dari ular licik ini. dia ingin memiliki inti Deus pita untuk dirinya sendiri."

aku segera menatap Mai dan dia hanya melirik ku sesaat sebelum kembali menutup matanya. "aku sudah kebal dengan godaan mu, cepat bagikan pada yg lainnya."

"CK" Mai mendecak lidahnya sebelum melepaskan pelukannya pada ku.

dari gelangnya keluar dua tabung kecil berisi cairan berwarna hitam dengan cahaya ungu yg misterius.

Mai melemparkan botol tersebut kepada Nono dan zero yg segera di terima lalu di masukan kedalam gelang mereka.

"kalian bertiga lanjutkan misi dengan delta, karena aku akan pergi ke markas fenrir. ada hal penting yg ingin aku bahas dengan pemimpin mereka."

mereka bertiga saling menatap untuk sesaat sebelum berkata secara bersamaan. "kami ikut"

wajah ku langsung berkedut melihat kekompakan mereka yg tiba tiba. "jadi siapa yg akan menyelamatkan orang orang yg terlantar, setiap menit ada satu nyawa yg menghilang. kita bisa bermain setelah semua orang orang ini di pindahkan ke tempat aman."

mereka terdiam sejenak sebelum Nono melangkah maju. "jangan terlalu lama." lalu dia mencium bibir ku sebelum masuk ke pesawat.

lalu Mai juga mencium bibir ku sebelum berbisik di telinga ku. "hati hati."

saat itu zero mengulurkan tangannya seperti anak kecil yg ingin di gendong.

melihat ini aku merendahkan tubuhku dan zero segera memeluk ku lalu mencium bibirku dengan lembut. "jangan merusak rumah orang lain."

aku menggelengkan kepala ku dengan wajah tak berdaya.

melihat mereka melambai pada ku, aku juga membalas dengan lambaian tangan mereka.

saat pintu Palka tertutup, pesawat lepas landas, memasuki mode siluman dan menghilang di depan semua orang.

semua anggota God Eater menatap ku dengan heran, sedikit kejutan terlintas di mata mereka.

"ada apa dengan tatapan kalian? jangan bilang kalian belum pernah melihat orang yg saling berciuman." aku menatap mereka semua sebelum menggelengkan kepala. "lajang yg sia sia, hidup kalian akan suram tanpa cinta. kalian akan masuk neraka jika mati sebelum mengenal cinta, jadi jangan penuhi hati kalian dengan kebencian dan balas dendam."

aku berjalan dengan santai ke arah Alice dan menepuk pundaknya. "ayo berangkat... aku tidak ingin masuk angin, tubuh ku sangat lemah dan mudah sakit. hanya pelukan wanita berdada besar yg bisa menyembuhkan ku jika aku sakit."

wajah mereka berkedut kesal mendengar kata kata ku dan sakuya segera membuka mulutnya. "apa mereka bertiga kekasih mu?"

"jangan cemburu, mereka hanya anggota ku." aku melambaikan tangan ku seakan itu bukan apa apa.

"jangan salah paham, aku tidak cemburu. aku hanya penasaran kenapa mereka mencium mu?" sakuya memaksakan senyumnya untuk menahan kekesalan di hatinya.

"pria bodoh mana yg menolak di cium oleh wanita cantik, jika ada itu berarti pria itu memiliki kelainan seksual." mereka kembali terdiam dan merenung sejenak sebelum menganggukkan kepalanya.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C911
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ