บท 814: Bab 332 penyihir gereja
setelah makan malam, seperti biasanya kami berkumpul di ruang tamu untuk bersantai.
aku menggendong Rin kecil yg imut sambil memainkan tangan kecilnya.
matanya yg imut selalu menatapku seakan ingin menyampaikan sesuatu pada ku.
sekilas aku bisa melihat dia tersenyum misterius pada ku, entah itu ilusi atau kenyataan.
tapi keimutannya segera membuat ku lupa tentang senyum misterius yg Rin berikan.
"apa rencana mu untuk tahun baru?" ibu ku segera bertanya padaku.
"pertama kami berlima akan menikah, lalu meletakan Fahrenheit di rumah kita yg ada di selatan kota perbatasan dan mulai hari hari yg santai sampai semua persiapan lengkap baru kita akan menyelesaikan semuanya."
aku mengeluarkan kotak kardus yg indah dari inventori dan memberikannya pada Veronica, Wendi, Agatha dan Gracia.
mereka menerima kotak itu dengan sedikit kejutan terlintas di mata mereka.
"kenapa ibu tidak dapat hadiah?" ibuku segera mengeluh melihat mereka mendapatkan kotak hadiah dan menatap ku dengan tatapan kecewa.
"itu gaun pengantin, apa ibu juga ingin menikah dengan ku" jawab ku dengan senyum main main yg membuat ibuku sedikit geram. "omong kosong apa yg kamu bicarakan."
"ibu sendiri yg menginginkannya."
"berani menggoda ibu mu sendiri, kamu lupa dari mana kamu lahir." untungnya Wendi segera memeluk ibuku untuk menenangkannya. "jangan marah Bu.. Robert hanya bercanda."
ibu ku sedikit melunak sambil bergumam kesal. "saat kecil dia sangat senang bermain dengan susu ibu nya, sekarang dia pasti memindahkan kebiasaannya pada kalian."
Agatha, Veronica, Wendi dan Gracia segera memerah lalu menatap ku dengan kesal, karena mereka tahu bahwa saat kecil aku memiliki kesadaran dewasa.
jadi apa yg aku lakukan bisa di bilang benar benar di sengaja dan sangat mesum.
melihat ini aku segera mengalihkan perhatian ku pada leaf. "aku juga punya gaun pelayan seksi yg lebih bagus dari milik Anna, apa kamu mau mencobanya?"
leaf tertegun sejenak sebelum melambaikan tangannya dengan panik. "jangan....begini baik baik saja..."
"he he he he...." aku memberinya tawa jahat yg membuat wajah leaf memerah dan dia segera bersembunyi di belakang tubuh Agatha.
"Robert..." Agatha menatap ku dengan tegas dan aku menunjukan expresi menyerah. "ok ok aku hanya bercanda. bagaimana jika kalian mencoba gaun kalian dulu."
mereka berempat saling menatap sebelum mengangguk kan kepala.
"ibu akan membatu kalian" ibu segera mengajukan diri untuk membantu.
"aku juga" leaf juga ikut bergabung dan segera mereka pergi ke kamar untuk berganti pakaian.
setelah 30 menit, satu persatu mulai keluar dari kamar dengan gaun mereka yg sangat indah.
melihat tampilan mereka yg menawan, aku tersenyum puas dan memberi mereka pujian. "kalian seperti seorang Dewi, aku tidak sabar untuk hari pernikahan kita."
"ibu benar benar iri pada kalian" tambah ibu ku yg mengamati keempat calon menantu nya dengan mata berbinar.
saat itu aku menyerahkan Rin kecil yg sudah tertidur ke pada ibu ku dan mendekati mereka.
"ini sudah malam, aku akan membantu kalian melepaskan gaun ini di kamar" mereka berempat tertegun sejenak sebelum mengangguk dengan malu malu.
lalu aku meninggalkan ibuku dan leaf untuk membawa mereka berempat ke kamar yg membuat ibuku mengeram kesal. "anak durhaka" dan leaf hanya tertawa kecil sambil mengambil rin kecil yg ada pelukan ibu ku.
"biar leaf yg mengajaknya tidur malam ini"
"baiklah" ibuku dengan senang hati menyerahkan Rin kecil pada leaf.
***
di dunia luar, paus baru gereja yg mendapat kabar bahwa benda terbang yg menyerang gereja saat itu adalah penyihir yg berada di kerajaan greycastle menjadi sangat geram.
dia segera mengumpulkan semua petinggi gereja untuk mempersiapkan penyerangan ke wilayah greycastle untuk merebut kembali Relik yg telah di curi oleh penyihir misterius itu.
di sebuah ruangan beberapa penyihir gereja sedang berkumpul bersama.
"aku menyaksikan sendiri bagaimana zero gagal melawan pria itu, sorot matanya saja membuatku merinding." Isabella menjelaskan pada semua orang sambil menunjukan expresi ketakutan.
"apa kamu yakin dia bukan penyihir wanita yg menyamar menjadi pria." tanya salah satu penyihir wanita berkerudung.
"awalnya aku berpikir seperti itu, tapi aku segera menyelidiki nya dan menemukan identitas asli pria itu." lalu Isabella mengeluarkan kertas yg berisi laporan hasil penyelidikannya.
"namanya adalah Robert, lahir di silver city, setelah lebih dari sepuluh tahun menghilang dia muncul kembali di pelabuhan clear water sebagai pedangan selama beberapa tahun, setelah itu bergegas pergi ke kota perbatasan yg di pimpin oleh pangeran Roland dan mulai mendukung nya, sejak saat itu banyak penyihir mulai berkumpul di sana untuk membantu pangeran Roland." lalu Isabella terdiam sejenak sambil menatap semua orang sebelum melanjutkan kata katanya.
"karena penasaran aku menyamar menjadi warga biasa untuk menyelidiki tentang semua itu, tapi apa yg aku lihat membuatku sangat terkejut."
"apa yg kamu lihat?" tanya salah satu penyihir yg sudah sangat penasaran.
tapi wajah Isabella berubah serius. "pangeran roland mengambil alih kerajaan greycastle dengan mudah berkat senjata hebat yg dia miliki"
"bukankah itu hanya bubuk hitam yg meledak." tambah penyihir yg mengenakan kerudung hitam.
"apa kamu ingat butir butir besi yg menembus tubuh pasukan gereja saat Robert mengambil relik dari gereja?"
mereka semua mengangguk. "bukankah itu sihir yg bisa menembakan biji besi dengan cepat." tegas salah satu penyihir, tapi Isabella segera menggelengkan kepalanya.
"itu adalah sebuah senjata yg bisa menembakan puluhan baut besi dengan kecepatan melebihi kecepatan anak panah dan setiap prajurit pangeran Roland memiliki senjata ini." lalu Isabelle bertanya dengan serius. "menurut mu berapa orang yg menyerang gereja saat itu, aku pikir jumlahnya tidak lebih dari 10 orang dan pasukan kita yg mati bahkan lebih dari 100 orang di tambah pasukan penghukum dewa."
"...." semua orang langsung terdiam.
"cukup dengan sepersepuluh jumlah pasukan gereja, mereka bisa memusnahkan kita. tapi menurutmu berapa jumlah pasukan mereka?"
"...."
"jumlah mereka berkali kali lipat dari pada pasukan gereja dan jika di tambah semua penyihir mereka serta benda terbang yg Robert gunakan maka pangeran Roland bisa di bilang tak terkalahkan. menyerang mereka hanya mencari kematian dan aku juga masih ingat kata kata terakhir Robert saat meninggalkan ku"
"apa yg dia katakan?"
"dia membiarkan gereja masih ada karena kita masih berfungsi sebagai perisai daging mereka, setelah fungsi kita hilang aku yakin Robert akan segera melenyapkan gereja. jadi gereja tidak perlu pergi ke greycastle untuk mencarinya karena aku yakin sebentar lagi dia yg akan mencari kita." semua orang segera menelan ludah mereka dan Isabella menunduk dengan expresi sedih. "dia benar, dosa kita lebih mengerikan dari pada iblis."
"apa kamu ingin mengkhianati gereja?" tanya penyihir berkerudung hitam dengan nada tinggi tapi Isabella dengan cepat menjawab. "tujuan kita adalah untuk mengalahkan iblis bukan berperang dengan ras kita sendiri dan dia terlihat jauh lebih mampu untuk mengalahkan iblis dibandingkan dengan gereja."
segera ruangan kembali menjadi hening untuk sesaat sebelum Isabella menambahkan. "aku akan pergi menemui Robert dan bergabung dengannya, jika ada yg ingin ikut dengan ku silahkan tapi jika tidak jangan salahkan aku jika kalian memiliki nasib yg buruk."
"aku akan ikut dengan mu, aku juga ingin melihat pria seperti apa Robert ini" pernyataan penyihir berkerudung itu langsung mengejutkan semua penyihir lainnya dan akhirnya semua penyihir setuju untuk bergabung dengan Isabella untuk pergi menemui Robert.
สถานะพลังงานรายสัปดาห์
-- การจัดอันดับด้วยพลัง 
-- หินพลัง