Tak ada yang berani.
Komentarin aksi Sherlock Holmes.
Yang meratapi dan menangiskan tewasnya para budak afrika.
Bagi mereka para penjaga itu aneh banget.
Karena meratapi orang tak dikenal.
Mereka hanya menatap dengan serius pada kerumunan para budak afrika yang meratapi sesamanya.
Dari posisi masing-masing setiap penjagaan mereka.
........
"Tik"
"Tiik....Tiiik"
"Tiik"
"Tik.....tiiikkk.....Tiikk"
Tampak awan gelap kelabu mulai memudar di langit.
Cahaya pagi hari mulai menyentuh setiap sudut gedung perusahaan pertambangan.
Menghangatkan juga kumpulan mayat-mayat tersebut.
Sherlock dalam posisi meneduh dengan atap gedung bersama Aileen dan Abrafo.
Sedangkan, Vespucci Seorang pelayan kakek tua berada di atas menara pengawas bersama seorang penjaga di sana.
Di depannya.
Sherlock masih menatap mayat-mayat dan bertanya-tanya pada dirinya.
'apa yang akan mereka lakukan pada mayat sebanyak tersebut?!'
Berpaling memandang setiap para budak afrika yang masih bernafas tersebut.
Duduk Jongkok dengan kaki-kaki yang tergenang air hujan.
Berdiri memandang ke langit dengan tatapan memohon.
Bersandar dengan perasaan kelelahan tubuh dan mental batin yang berat.
Karena berkat hujan yang datang dengan deras.
Aktivitas penambangan oleh para budak afrika itu dihentikan sementara.
Memberi waktu-waktu santai untuk memulihkan tubuh dan mempersiapkan hati yang lemah.
Kepada para budak afrika.
Kepada para pria yang berkulit coklat dan kehitaman.
.........
"Krueeeeeekkkkkkk"
"Krruccckkk....Kreeeekkkkk"
Suara yang mengejutkan bagi Sherlock Holmes.
Di antara tumpukan mayat-mayat.
Ada beberapa penjaga yang sedang mengotong dan mengangkat setiap mayat dengan tangan yang bersarung karet.
Sherlock berlari sembari berteriak sangat keras,
"HEI...APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"
Sherlock berusaha menghentikan kebiasaan para penjaga tersebut.
"Boss....Kami mau mengangkut mayat-mayat ini ke mobil truk"
"Sudah disiapkan kubangan lubang besar sejak kemarin...!?"
"Waktu itu disuruh oleh Mandor fraken!!", jelas seorang penjaga bertopi pendek.
Sherlock merasa mereka mau membuang mayat-mayat tersebut ke dalam lubang kuburan secara bersama-sama.
Itu Pemakaman yang menghina bagi Sherlock.
...........
"Turunkan.....Kamu lepaskan....Mayat-mayat ini!?"
"Sekarang...aku adalah Boss kalian!?"
"Karena tidak perlu melakukan kebiasaan yang diperintahkan oleh mantan boss yang lama!!?"
"Apapun yang kalian lakukan....harus tanya dulu kepadaku diriku...!?", suruh serius Sherlock
"Kalian mengerti!!!", lanjutnya
"Okay, Boss!!?", jawab serentak para penjaga yang hendak mengangkut mayat tersebut.
...........
Sherlock terdiam sebentar untuk berpikir untuk memberi pemakaman yang baik.
Sebentar-bentar menatap para budak afrika yang sedang berteduh.
"Kamu....Kamu.....Kamu.....Kamu.....Kamu....Kamu"
"Kamuuuuu....."
"Juga...Kamuuuu", tunjuk jari telujuk Sherlock Holmes kepada para pria yang bertubuh kekar dan berotot serta besar.
Mereka yang merasa ditunjuki oleh Sherlock Holmes ini.
Satu per satu maju ke depan Sherlock.
"Berikan sarung tangan kalian kepada mereka!!!"
"Biarkan mereka yang mengurus mayat-mayat kaum mereka sendiri!? ",suruh Sherlock kepada para penjaga.
Mereka para penjaga pun merasa senang banget dengan perintah baru yang dilontarkan oleh Sherlock.
Tak perlu repot-repot buang tenaga untuk para budak afrika itu menurut pikiran para penjaga yang mengurus mayat tersebut.
Mayat-mayat pun mulai digotong dan diangkut oleh para budak afrika yang terlihat kuat fisiknya.
Mereka diizinkan mengambil alat-alat cangkul gali tanah untuk menyediakan setiap kuburan untuk satu mayat.
Dalam kehendak para budak afrika itu meminta izin kepada Sherlock untuk menguburkan di area bekas penebangan pohon.
Area pohon-pohon yang telah ditebang dan terlihat hanya hamparan kosong tanah yang kering.
.......
Beberapa puluhan menit kemudian.
Tak ada satu pun mayat budak afrika.
Karena sudah diangkut dengan mobil truk bersama mereka yang dipilih untuk mempersiapkan kuburan yang layak dan terhormat.
Kecuali, ada satu mayat yang belum diangkut.
Yaitu Mayat Mandor Fraken.
......
"Kamu...."
"Kamu adalah teman karib terdekat mandor fraken!?"
"Ini....Ambil alat cangkul gali tanah ini", tunjuk perintah Sherlock setelah mengambil satu alat tersebut.
"Kuburlah Mandor Fraken dengan hormat dan layak menurut kamu!!?", tatap serius Sherlock Holmes.
Dia pun mengiyakan dengan mengangguk kepalanya.
Bangun berdiri sembari mengangkat mayat mandor fraken.
Berjalan pelan hingga melewati pintu yang terlihat gerbang.
......
Seiring waktu.
Langit memancarkan pelangi-pelangi di sekitar bukit gunung ini.
Sangat indah dan menenangkan hati semua orang yang memperhatikannya.
Termasuk Sherlock Holmes.
Dengan momen selama beberapa detik yang damai dan sejuk.
.........
"Dooooooooaaaaaarrrrrrrr"
Dikagetkan oleh suara senjata laras panjang.
.....