Hans tersenyum dingin. menatap mata anita yang tampak tegang. bibirnya sedikit terbuka, basah dan lembut. kancing kemejanya masih setengah terbuka, ia tadi belum sempat mengancingnya dengan sempurna, hingga tanpa sadar mengekspose buah dadanya yang begitu ranum, sangat menggoda.
GLEK ! Hans menelan ludahnya sendiri. tiba-tiba ia merasa tenggorokannya begitu kering. menatap bibir anita penuh gairah, tatapan matanya terkunci menatapnya. ia seakan tidak pernah puas untuk menelusuri tubuh wanita dihadapannya. wajah hans semakin lama semakin mendekat kearah bibir anita. hanya tinggal satu inches saja bibir mereka bertemu, dengan gerakan reflect tiba-tiba tangan anita memblock wajah hans.
"Bryan menangis. Aku harus kebawah sekarang" tanpa basa-basi anita langsung berlari menuju pintu dan keluar kamar tanpa permisi.