ดาวน์โหลดแอป
14.28% LUKA DI SMA / Chapter 3: Bukti Keseriusan Lukas

บท 3: Bukti Keseriusan Lukas

Lukas melihati wajah Fiona dengan sangat dalam. Penuh dengan cinta. Begitu pun sebaliknya. Hingga akhirnya hasrat bercinta di dalam hati mereka berdua tidak bisa tertahankan. Dan terjadilah sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan. Lukas menidurkan Fiona ke atas kasurnya dan Fiona pun menerimanya dengan suka hati. Karena pada dasarnya mereka berdua memang sama-sama saling suka.

*****

Hari telah berganti. Fiona dan Lukas pergi ke sekolah seperti tidak ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua. Hari ini Luas juga tampil di sekolahnya. Karena hari ini sekolah mereka sedang ada acara. Lukas ikut turut serta untuk meramaikan acara di sekolah. Lukas tampil dengan menggunakan headband yang diberikan oleh Fiona. Fiona yang melihatnya merasa sangat bahagia. Karena hadiah yang diberikannya di pakai oleh Lukas. Fiona juga terus memakai kalung pemberian dari Lukas.

Setelah Lukas selesai tampil, di bawah panggung ada seorang wanita yang datang menghampiri Lukas. Dia memberikan sebotol minuman dan sapu tangan untuk mengeringkan keringatnya. Dari kejauhan Fiona hanya bisa melihatnya saja. Tidak mungkin Fiona datang menghampiri Lukas karena rasa cemburunya itu. Karena Fiona masih belum mau jika semua orang mengetahui hubungannya dengan Lukas.

"Lukas. Ini minuman dan sapu tangan untuk habis keringat kamu."

"Makasih banyak. Tapi lain kali ga usah kaya gini ya."

"Loh kenapa? Ada yang marah sama lu? Siapa? Kan lu ga punya pacar. Jadi boleh aja dong kalo gua seperti ini sama lu."

Lukas melihat ke arah Fiona. Dan setelah itu Lukas berkata,

"Gua udah punya pacar."

"Apa? Siapa? Bukannya selama ini lu ga pernah terlihat bareng sama cewek ya?"

"Fiona. Fiona pacar gua. Gua sama dia emang sengaja menjalin hubungan diam-diam."

"Apa?"

Fiona yang mendengar pernyataan Lukas barusan sangat terkejut. Begitupun dengan kedua temannya yang sedang bersamanya saat ini.

"Apa? Jadi selama ini lu pacaran sama Lukas?" tanya Dhira, sahabat Fiona.

"Iya, Fi. Kok lu ga pernah kasih tau kita si?" tanya Esha yang merupakan sahabat Fiona juga.

Tidak mau menjawab pertanyaan dari kedua sahabatnya itu, Fiona memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua dari tempat itu. Lukas yang melihat kepergian Fiona langsung mengejarnya. Sedangkan kedua sahabat dan wanita yang menyukai Lukas itu hanya bisa diam di tempat. Mereka semua tidak percaya jika Lukas dan Fiona selama ini mempunyai hubungan diam-diam.

******

"Tunggu, tunggu. Fiona, tunggu dong," teriak Lukas.

Fiona berhenti melangkahkan kakinya. Fiona terlihat kesal dengan apa yang sudah Lukas lakukan tadi. Fiona juga sempat membisikkan sesuatu kepada Lukas.

"Kamu itu apa-apaan si? Kenapa kamu bicara seperti itu? Sekarang semua orang jadi tau kalo kita itu ada hubungan."

"Ya maafin aku Fiona. Aku udah ga bisa pendam ini semua lagi. Aku mau kalo semua orang tau kalo kita ini pacaran."

"Tapi kalo orangtua aku sampai tau kalo aku pacaran gimana? Pasti mereka akan marah sama aku dan juga kamu."

"Kalo masalah itu kamu tenang aja ya. Aku akan minta izin ke orangtua kamu supaya kamu bisa di izinkan untuk tetap bersama sama aku."

"Apa? Kamu udah gila kali. Yang ada nanti orangtua aku marah sama kamu."

"Aku ga peduli. Yang penting aku bisa sama kamu terus dan aku ga akan kehilangan kamu."

Fiona masih bingung harus berbuat apa sekarang ini. Fiona masih kesal dengan sikap Lukas tadi dan sekarang Lukas sudah mau berulah lagi. Fiona menekuk wajahnya.

"Udah dong jangan ngambek lagi kaya gitu. Senyum dong senyum. Senyumnya mana hayo?" ucap Lukas sambil membentuk senyuman dengan menggunakan jarinya di bibir Fiona. Fiona yang mendapatkan perilaku tersebut pun akhirnya bisa tersenyum.

"Nah gitu dong senyum. Kan jadi cantik."

"Ah kamu bisa aja."

"Yaudah kalo gitu kita makan dulu yuk di kantin."

"Ayo."

******

Kring... Kring.... Kring...

Jam pulang sekolah sudah tiba. Semua murid berhamburan meninggalkan sekolah layaknya sekumpulan anak ayam yang sedang mencari makan. Setelah pulang sekolah ini Fiona dan Lukas akan pergi ke rumah Fiona. Lukas sangat kekeh dengan perkataannya tadi. Dia akan meminta izin kepada orangtua Fiona supaya Fiona di izinkan untuk memiliki hubungan dengannya.

Lukas menjelaskan kepada kedua orangtua Fiona jika dirinya mencintai Fiona. Ibu dan Ayah Fiona terkejut dengan pernyataan Lukas itu.

"Apa? Jadi kalian pacaran? Fiona. Itu artinya kamu udah melanggar janji kamu sendiri. Kamu ingat kan apa janji kamu dulu ke Ayah dan Ibu?" ucap Ayahnya.

"Iya, Ayah. Aku minta maaf sama Ayah dan Ibu. Aku udah ingkari janji sama Ayah dan Ibu. Aku emang sekarang punya hubungan sama Lukas, tapi aku tetap fokus sama sekolah kok. Aku tetap mendapatkan peringkat satu di sekolah. Dan aku janji akan tetap fokus sama cita-cita aku Yah, Bu."

"Benar kamu bisa membagi pikiran kamu antara hubungan kamu dengan laki-laki ini dan sekolah kamu?"

"Iya, Ayah. Aku janji."

"Yaudah kalo gitu kamu, Lukas. Kamu jaga anak kesayangan saya. Jangan sampai kamu sakiti dia. Dan kamu harus jaga anak saya sebaik mungkin."

"Pasti, Om. Pasti saya akan menjaga Fiona sebaik mungkin," jawab Lukas dengan sangat percaya diri.

"Bagus kalo gitu."

"Ayah. Makasih ya Ayah, Ibu. Ayah sama Ibu udah izinin aku untuk punya hubungan sama Lukas."

"Iya, nak. Tapi janji ya kamu harus tetap fokus sekolah."

"Iya, Ayah."

Sebenarnya di dalam lubuk hati Ayah dan Ibu Fiona ada rasa kecewa karena Fiona sudah berpacaran diam-diam di belakang mereka. Tetapi yang namanya orangtua pasti akan memaafkan apapun kesalahan anaknya. Sekarang Ayah dan Ibu Fiona sudah mengizinkan Fiona untuk memiliki hubungan dengan Lukas. Semua teman-teman Fiona dan Lukas juga sudah mengetahui hubungan mereka berdua. Sekarang sudah tidak ada yang di khawatirkan lagi bagi Fiona dan Lukas. Sekarang mereka tidak harus menjalin hubungan diam-diam lagi.

*******

Malam ini Fiona sedang fokus belajar di dalam kamarnya. Tetapi tiba-tiba saja Fiona merasa mual. Fiona pun langsung pergi ke kamar mandi dan di sana dia muntah-muntah. Ibu Fiona yang mendengar suara Fiona sedang muntah-muntah pun langsung menghampirinya.

"Fiona, sayang. Ya ampun. Kamu ga apa-apa nak? Kita ke rumah sakit sekarang ya?"

"Engga. Aku ga apa-apa, Bu. Kayanya aku cuma masuk angin aja."

"Yaudah kalo gitu sekarang kamu istirahat aja ya. Biar Ibu bantu."

"Iya, Bu. Makasih."

Sang Ibu membantu Fiona masuk ke dalam kamarnya. Sesampainya di dalam kamar Fiona langsung merebahkan tubuhnya.

"Sekarang kamu istirahat aja ya sayang. Ibu keluar dulu."

"Iya, Bu."

Ibu Fiona keluar dari dalam kamar Fiona supaya Fiona bisa istirahat dengan tenang di dalam kamarnya. Supaya keadaan Fiona juga segera membaik.

-TBC-


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C3
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ