"Aku teringat kejadian semalam, siapa ya lelaki itu?" gumamnya sembari melamun.
"Atau pengusaha kaya, atau mungkin dia seorang mafia yang sedang mabuk. Astaga,"
Gisel menyentuh pundak Andriana karena sejak tadi cewek itu melamun tanpa kedip. Pelajaran sudah hampir berakhir kelihatan sekali kalau Andriana tidak memperhatikan penjelasan dari Guru. "Andriana sadarlah, kalah nanti Guru memanggilmu lalu menyuruhmu ke depan bagaimana? Hm?" celetuk Gisel mengkhawatirkan sahabatnya.
"Kenapa kau memarahiku, Gisel? Aku baik-baik saja, kok!" elak Andriana.
"Lalu kenapa kau melamun seperti itu? Apa yang kau pikirkan?" tanya Gisel.
"Semalam aku dibegal, hampir saja mati karena orang-orang gila itu menyerang ku. Untung saja ada yang menolongku, dia seorang lelaki gagah, tampan dan sepertinya pengusaha muda."
"Ha?! Kau dibegal? Astaga, tapi kau baik-baik saja kan, beb? Syukurlah ada yang menolong mu." Gisel mengecilkan suaranya agar tidak terdengar oleh Guru. Menyesali kesalahannya memarahi sahabatnya, "Maafkan aku telah memarahi mu," mohon Gisel diiringi senyuman manis.
"Sudahlah, tidak masalah Gisel."
Setelah Massimo sadar beberapa hal yang dikatakan olehnya tentang permasalahan kantor. Massimo juga mengatakan kepada putrinya, kalau dia akan dijodohkan oleh pengusaha muda ternama. Anak dari salah satu rekan bisnis Massimo yang telah berjasa membantu perusahaannya. Mendengar hal itu, Andriana terkejut dengan perasaan yang campur aduk ia tidak bisa menjawabnya.
"Kenapa Daddy melakukan hal ini? Andriana masih sekolah dan harus memiliki pendidikan yang tinggi." protes Mark.
"Andai saja kau tahu betapa bingungnya Daddy. Andriana, Mark, Daddy hanya memiliki satu perusahaan untuk membiayai hidup kita. Kalau saja bangkrut tidak ada yang bisa kita lakukan, semua fasilitas kalian akan disita." balas Massimo menjelaskan semuanya.
"Apa hanya dengan cara ini Daddy menjual ku kepada lelaki itu dan aku sama sekali tidak mengenalnya?!" protes Andriana benar-benar tidak setuju akan hal ini.
"Daddy tidak menjual mu, perjodohan ini mungkin hanya sementara dan kalian akan menikah secara rahasia." jawab Massimo.
"Menikah? Secepat itu Andriana akan menikah. Apa Daddy sudah gila?!" dengan cepat Mark memprotesnya.
"Pernikahan ini berjalan dengan rahasia, teman-temanmu tidak akan mengetahuinya. Ada beberapa syarat yang akan diberikan kepada Andriana dan Calon suami. Tidak semestinya mereka akan melakukan hubungan intim, karena Daddy tahu mereka saling tidak mencintai." jelas Massimo.
"Jika Andriana tidak bersedia dengan terpaksa semua bantuan dari Tuan Lee Soo harus terputus." ucap Massimo.
Hati Andriana bimbang, tidak tahu harus menerima perjodohan karena ia sama sekali tidak ingin menikah dulu. Apalagi dengan orang yang sama sekali tidak dicintainya atau sebaliknya. Bagaimana mereka akan hidup? Andriana takut kalau akan disiksa, dijadikan budak pembantu.
"Sangat mengerikan Daddy. Bagaimana kalau setelah menikah dia memperlakukan ku seperti budak. Jelas aku khawatir!" kata Andriana.
"Itu tidak akan terjadi. Tenang saja percayakan semua pada Daddy."
"Tapi Daddy, apa mungkin semua berjalan baik? Kenapa tidak aku saja yang dinikahkan oleh anak perempuan rekan dari bisnismu." ujar Mark.
"Kak, jangan katakan hal itu." sahut Andriana.
"Daddy hanya bisa meminta Karina untuk menerimanya, kalau tidak mau tidak apa-apa kita akan kehilangan perusahaan. Hidup seperti dulu lagi," kata Massimo. Putrinya yang keras kepala tidak akan ia harapkan begitu tinggi tentu saja Andriana akan menolak perjodohan ini.
"Baiklah. Aku akan menerima perjodohan ini tapi ada syaratnya, aku akan tetap bersekolah dan meneruskan pendidikan ku yang tinggi. Jangan sampai mereka tahu pernikahanku dengan pedovil itu atau Daddy akan menyesalinya!" ucap Andriana benar-benar mengejutkan. Gadis itu bersedia menerima perjodohan ini.
"Terima kasih nak, Daddy akan tetap menjagamu meski kau bersamanya nanti. Kalau begitu besok malam ada acara besar di kantor kita Tuan Lee dan Lee Jaevan akan datang. Kalian berdua juga harus hadir." ujar Massimo.
"Oke. Kami akan datang."
Andriana berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak mencintai orang itu. Pernikahan ini hanya sementara tidak akan berjalan dengan lama. Demi membantu Daddy dan Mark karena mereka telah banyak mendapatkan masalah karena dirinya juga.
**
Mengenakan gaun dress berwarna putih bermotif manik-manik yang berkilau cantik. Serta rambut yang sudah dirapihkan oleh perias, Andriana tidak bisa merias diri untuk hal semacam acara besar apalagi dandanannya sangat feminim. Siapa sangka ia akan secantik ini.
"Kenapa aku cantik sekali?" gumamnya sembari berdiri menghadap cermin diiringi gaya elegan.
"Apa aku sudah gila menerima perjodohan ini? Lalu bagaimana dengan Jevano?" gumamnya, disisi lain Andriana juga tidak bisa melakukan apapun karena ini demi orang tuanya.
"Andriana ... Ayo Daddy sudah menunggu dibawah." panggil Mark seraya membuka pintu dengan menongolkan kepalanya. Gadis itu menoleh, "Baik kak. Aku akan turun." ujarnya tangannya mengambil tas kecil berisi ponsel serta card.
"Adikku cantik sekali ... Aku rasa Lee Jaevan akan langsung tertarik kepadamu." kata Mark memuji kecantikan adiknya malam ini belum pernah melihat Andriana berpenampilan feminim.
"Aku berharap dia tidak tertarik padaku, aku akan membencinya." batinnya dalam hati, jika Lee Jaevan memperlakukannya dengan kasar jangan harap kalau dirinya akan menjadi istri yang baik.
"Baiklah ayo keluar kak," ajak Andriana menggandeng lengan sang kakak untuk turun ke bawah. Sebenarnya dalam hati Mark yang paling dalam tidak menyetujui perjodohan ini karena Andriana memiliki sifat bar-bar ada saja kelakuan yang gadis itu lakukan jika tidak sesuai dengan hatinya. Mark yakin adiknya bukan gadis sembarangan. Namun, beda lagi jika Jaevan memperlakukan Andriana dengan baik-baik.
_
Berjalan memasuki acara pesta yang cukup mewah, perayaan kesuksesan atas kerja sama dengan Tuan Lee. Massimo membawa putrinya ke acara tersebut menjadi perbincangan kecil, Andriana sangat cantik, berkharisma, putri yang sangat Massimo sayangi. Dengan penampilannya yang feminim berjalan elegan sembari menggandeng lengan Daddy nya.
"Daddy kenapa mereka semua menatapku?" tanya Andriana berbisik tanpa menempelkan bibirnya ke telinga sang Daddy.
"Mereka semua terpukau dengan penampilanmu, putriku sangat cantik malam ini," balas Massimo seraya membalas senyuman ramah ke arah rekan bisnisnya yang menyapanya.
"Aku cantik setiap hari Daddy, kenapa baru sekarang memujiku!" cetus Andriana.
"Sekarang fokus dengan tujuanmu, tersenyum dan ramah kepada mereka. Sebentar lagi Tuan Lee akan datang bersama anak laki-lakinya, bersiaplah, Nak." ucap Massimo.
"Baiklah Daddy." balas Andriana melepaskan gandengannya lalu bergerak sendiri mengambil minuman. Menemani Daddy nya bercengkrama dengan orang-orang penting yang telah datang, begitu juga Mark sangat ramah berbicara santai kepada rekan kerja Daddy-nya. Andriana tidak meragukan Mark lagi karena kakaknya sudah terlalu sering datang membantu Massimo.
Kedatangan Tuan Lee Soo menjadi pusat perhatian, termasuk Andriana memandang ke arah laki-laki tampan yang mengenakan tuxedo hitam. Berjalan dengan begitu gagah, tidak ada senyuman ramah dibibir pria itu. Terlihat arogan dan angkuh.
"Jadi ... Lelaki seperti ini yang akan dijodohkan denganku?" gumam Andriana. "Dari segi penampilan, wajah memang sangat oke tetapi dia sangat dingin kepada orang lain." sambungnya.
Tidak beda jauh dengannya. Bagaimana Andriana bisa berubah jika menikah dengan orang yang terlihat arogan dan jutek seperti itu. "Tidak masalah, malah akan lebih bagus karena pernikahan ini tidak akan lama." gumamnya lagi diiringi senyuman smirk.