ดาวน์โหลดแอป
66.66% Cinta Untuk Siapa / Chapter 2: 2. Pertemuan Part 2

บท 2: 2. Pertemuan Part 2

"Dian?? Kamu yg memesan ojek?" kata Pras

"Iya! Kamu kerja jadi tukang ojek?" tanya Dian

"Iya! Aku baru beberapa bulan kerja" kata Pras.

"Ayo naik! Ini helm nya" kata Pras sembari memberikan helm kepada Dian.

"Ya" kata Dian sambil menerima helm dari Pras. Dian pun mengenakan helm nya dan naik ke motor matic milik Pras.

"Mau yg kenceng apa pelan?" tanya Pras

"Pelan aja yg penting sampai!" kata Dian

"Oke!" Pras mulai menjalankan motornya.

"Rumah kamu jauh dari sini?" tanya Pras

"Lumayan.... Mungkin sekitar 45 menit" kata Dian

"Sekalian mampir ke rumah kamu, boleh?" tanya Pras

"Jangan! Nanti papah ku marah!" kata Dian

"Marah kenapa?" kata Pras

"Papah ku gk suka kalau aku dekat dengan laki-laki" kata Dian

"Alasannya?" tanya Pras

"Fokus pendidikan! Papah ku memintaku untuk fokus pendidikan! Supaya nantinya bisa lulus dengan nilai yg bagus! Untuk karir yg lebih baik juga kan?" kata Dian

"Iya! mungkin papah mu ada benar nya juga! Tapi apakah kamu nyaman dengan itu?" kata Pras

"Sejauh ini sih tidak ada masalah! Lagipula aku tidak ingin dekat atau pun menjalin hubungan dengan siapapun!" kata Dian

"Sebelumnya pernah menjalin suatu hubungan?" tanya Pras

"Belum pernah sama sekali! Tapi ada banyak laki-laki yg mendekatiku! Tapi aku menolaknya!" kata Dian

"Kalau seandainya ada tukang ojek yg mendekatimu bagaimana?" kata Pras

"Hah? Tukang ojek siapa?" tanya Dian

"Yaa... siapa tau nanti bakalan ada kan?" kata Pras

"Kalau mau jadi teman ya tidak ada masalah!" kata Dian

"Menurutmu, pekerjaan sebagai tukang ojek itu gimana?" tanya Pras

"Gk ada masalah kok! Yg penting halal" kata Dian

"Oooh...." Kata Pras

"Kalau kamu? kenapa memilih jadi tukang ojek?" tanya Dian

"Untuk pemasukan tambahan!" kata Pras

"Aku juga bosan di rumah, daripada nganggur mending kerja jadi apa aja!" gurau Pras

"Emang berapa pendapatannya jadi tukang ojek?" tanya Dian

"Lumayan sih kalau mau berangkat dari pagi sampai malam! Tapi kalau sudah masa kuliah seperti sekarang ini mungkin aku hanya bisa mulai dari sepulang kuliah aja! Meskipun gk seberapa sih" kata Pras

"Sebenarnya aku juga belum begitu hafal daerah sini! baru beberapa bulan aku di Jakarta!" lanjut Pras

"Emang sebelumnya dari mana?" tanya Dian

"Aku dari Jogja! Lalu pindah ke Jakarta" kata Pras

"Bukannya di Jogja ada banyak kampus terkenal? kenapa lebih memilih kuliah di Jakarta?" tanya Dian

"Aku ke Jakarta supaya lebih dekat dengan Bunda ku! Dia sudah lama tinggal di Jakarta!" kata Pras

"Terus waktu di Jogja kamu tinggal sama siapa?" tanya Dian

"Sama nenek! Nenek yg sudah merawat ku!" jawab Pras

"Ayahmu?" tanya Dian

"Ayahku sudah meninggal saat aku masih berumur 9 tahun! Semenjak saat itu, Bunda pindah ke Jakarta!" kata Pras

"Tapi aku sangat beruntung bisa pindah ke Jakarta dan kuliah disini!" lanjut Pras

"Kenapa?" tanya Dian

"Karena bisa bertemu kamu" canda Pras sembari tertawa.

"...." Dian terlihat tersenyum lebar.

Dalam perjalanan, mereka tampak asik mengobrol sambil mengamati kota Jakarta. Hingga akhirnya sampai di suatu persimpangan lalu lintas. Pras menghentikan laju motornya isyarat bahwa lampu menunjukan warna merah.

****

[Scene Berganti]

Nampak mobil mewah yg sedang di kendarai Marshel sedang berjalan perlahan memasuki persimpangan lalu lintas. Marshel tetap menjalankan mobilnya karena lampu berwarna hijau. Dari arah berlawanan, secara tak sengaja sekilas Marshel melihat Pras sedang memboncengkan seorang perempuan. Ya! Perempuan itu adalah Dian. Marshel melihat mereka di persimpangan lalu lintas ketika mereka sedang berhenti.

"Bukannya itu Dian? Kenapa dia sama Pras? Dan kenapa Pras mengenakan jaket tukang ojek? Apakah Pras bekerja jadi Ojek?" gumam Marshel Heran.

"Ini tidak bisa di biarkan! Sebaiknya aku mengikuti mereka saja!" kata Marshel sambil membelokan laju arah mobilnya. Marshel sangat penasaran dengan Pras dan Dian, dia mencoba mengikuti mereka berdua.

****

[Scene Berganti]

Terlihat lampu lalu lintas menyala berwarna hijau. Pras kembali menjalankan laju sepeda motornya.

"Dian!" kata Pras memanggil

"Ya?" jawab Dian

"Apakah masih jauh dari rumahmu?" tanya Pras

"Deket lagi kok! Nanti ada gang di depan sana masuk saja!" kata Dian

"Siap kapten!" kata Pras bercanda

"...." Dian hanya tersenyum

Pras mengendarai sepeda motornya, memasuki sebuah gang di suatu komplek perumahan di Jakarta. Dian membantu Pras untuk menunjukkan arah jalan di komplek perumahannya.

"Itu rumahku!...." kata Dian

"Berhenti...." lanjut Dian sambil menepuk pundak Pras.

Lalu Pras menghentikan laju motornya.

"Ini rumah kamu?" tanya Pras

"Iya ini rumah aku" jawab Dian sambil melepaskan helm dan turun dari motor.

"Rumah kamu bagus! Aku pengen masuk ke rumah kamu" gurau Pras

"Heh!! Jangan..." kata Dian

"Hehehe cuma bercanda, lagian aku juga mau lanjut kerja kok" kata Pras

"Nih ongkosnya!" Dian sambil memberikan uang ongkos kepada Pras.

"Gk usah... Karena kamu penumpang spesial, aku kasih gratis!" kata Pras

"Beneran? Tapi kan kamu sedang bekerja!" tanya Dian

"Gk apa-apa! Justru aku malah senang kalau penumpangnya itu adalah kamu!" senyum Pras

"Kalau butuh tumpangan, panggil aku saja! Sebagai seorang tukang ojek yg dermawan, aku siap antar jemput kamu!" kata Pras sambil bergurau.

"Makasih ya Pras!" ucap Dian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Aku lanjut dulu ya" kata Pras sembari bersiap menjalankan sepeda motornya.

"Ya" kata Dian

Pras pun mulai menjalankan sepeda motornya. Sedangkan Dian berjalan menuju pintu gerbang rumahnya.

****

[Disisi Lain]

Terlihat dari kejauhan, terparkir sebuah mobil mewah milik Marshel. Nampaknya Marshel sedang mengamati Pras dan Dian dari dalam mobil.

"Itu mereka berdua" gumam Marshel

"Dan apakah itu rumah Dian?" kata Marshel penuh tanda tanya.

[TELEPON BERDERING]

Lalu Marshel mengecek hp nya.

"Argh,," kata Marshel kemudian mengangkat telepon tersebut.

"Halo!" kata Marshel

"Marshel... Kenapa lama?" tanya suara perempuan dalam telepon

"Ah disini macet parah! sepertinya bakalan lama!" kata Marshel berbohong.

"Aku sudah lama menunggu di sini loh..." kata perempuan itu.

"Iya maaf, tapi di sini macet! Kalau aku punya helikopter, sudah ku jemput kamu pakai helikopter! langsung terbang menuju ke sana!" kata Marshel.

"Kalau gk bisa jemput bilang saja! Aku bisa naik taksi!" ucap perempuan itu.

"Iya iya tunggu...." ucap Marshel mulai agak lembut.

"Tunggu saja aku di sana" lanjut Marshel

"Jangan lama-lama!" kata perempuan dalam telepon.

"Iya" kata Marshel mematikan sambungan telepon.

"Dasar gk sabaran!" celetuk Marshel.

[Scene Berganti]

****

[Scene Berganti]

Terlihat Dian sedang berjalan ke arah pintu rumahnya. Ia tampak senang dengan kuliah hari pertamanya.

"Aku pulang!" ucap Dian sembari membuka pintu dan masuk ke rumahnya.

"Gimana dengan kuliahnya?" tanya Mama Dian yg nampaknya sedang sibuk mempersiapkan makanan.

"Lancar-lancar saja mah!" jawab Dian sembari berjalan menuju kamarnya.

"Sini makan dulu!" kata Mamah

"Iya! aku mau ganti baju dulu!" ucap Dian masuk ke dalam kamarnya.

Terlihat Mamah sedang sibuk menyiapkan makanan untuk keluarga.

"Tika ayo makan! Ini masakannya udah siap!" teriak Mamah ke Tika

"Iya mah!" ucap Tika yg sedang nonton tv. Kemudian Tika berjalan menuju ruang makan. Tika adalah adik kandung Dian. Tika masih duduk di bangku sekolah kelas 7 SMP. Sekolahnya tak jauh dari rumah tempat ia tinggal.

Dian sepertinya telah selesai berganti pakaian. Ia keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan.

Dian mengambil piring dan menyajikan makanan di meja.

"Papah belum pulang ya mah?" tanya Dian

"Belum... Papah mu itu kan orang sibuk! Kadang bisa sampai malam pulangnya!" jawab Mamah

"Padahal aku mau minta tas baru hehehe.... Tas ku dah kusut dan robek... mau beli tapi tabunganku habis, kemaren buat beli HP baru" ucap Dian

"Yaaa nanti minta sama papah mu kalau sudah pulang. Biasanya kan langsung di kasih. Dia kan sayang sama anak-anak" kata Mamah

"Mamah bisa aja" senyum Dian

"Aku juga mau tas baru ya mah! Sama sepatu baru..." celetuk Tika

"Buat apa beli tas dan sepatu baru Tik! punya mu kan sudah banyak! ngapain punya banyak-banyak kalau yg di pakai cuma satu?" kata Dian

"Yee... kan makai nya buat ganti-ganti!" kata Tika

"Noh! Pakai punya kakak saja kalau mau ganti-ganti!" kata Dian

"Gk! Aku gk mau pakai barang bekas dari kakak!" kata Tika

"Sudah... Sudah... jangan berantem" ucap Mamah mencoba menenangkan.

"Cepat habisin makanannya" lanjut Mamah.

"TOK! TOK! TOK!" Suara ketukan pintu.

"Permisi!" terdengar suara seorang laki-laki yg sedang mengetuk pintu rumah Dian.

"Iya sebentar!" teriak mamah

"Mah biar aku saja yg bukain pintu nya" ucap Dian sembari berdiri dan berjalan cepat menuju pintu.

"Permisi!" ucap kembali laki-laki tersebut .

"Iya tunggu!" teriak Dian.

Dian pun membukakan pintu. Betapa terkejutnya dia bahwa laki-laki yg mengetuk pintu itu adalah Marshel.

"Marshel?" ucap Dian kaget

"Kenapa kamu disini?" tanya Dian dengan wajah bingung.

"Ini rumahmu ya?" tanya Marshel.

"Iya ini rumahku!... Kenapa kamu bisa tau ini rumah ku? Siapa yg ngasih tau?" tanya Dian masih bingung.

"Sebenarnya aku seorang dukun! Aku bisa tau rumah mu ada dimana!" canda Marshel.

"Ish.... Cepat kamu pergi dari sini!" kata Dian sambil mendorong-dorong Marshel

"Nanti kalau ketahuan papah ku bisa gawat!" ucap Dian panik.

"Hah gawat? Gawat kenapa? Ada yg salah? kata Marshel bingung.

"Apakah aku terlihat seperti seorang pencuri?" lanjut Marshel.

"Bukan gitu! aku gk boleh dekat dengan laki-laki! Apalagi ngajak laki-laki ke rumah! Nanti papah bakalan marah sama aku!" kata Dian

"Kalau ketahuan nanti gimana?" kata Dian

"Yaelah cuma sebentar doang" kata Marshel

"Gk boleh! Cepat sana pergi!" Kata Dian

[Disisi Lain]

Seorang pria paruh baya sedang mengendarai sepeda motor. Ia sedang menuju ke arah rumah Dian.

"Hah? Mobil siapa ini parkir di depan rumah?" ucap pria paruh baya tersebut.

Pria paruh baya tersebut masuk ke halaman rumah Dian.

"Dian?" ucap pria paruh baya tersebut. Ia adalah ayah Dian.

"Papah?" Dian kaget.

Seketika Dian terkaget! Dan Marshel nampak masih kebingungan.

"Siapa dia?" tanya Ayah Dian sembari turun dari motor dan menghampiri mereka.

****


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C2
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ