Mereka datang ke tempat pemakaman, Rara yang digandeng oleh Amanda terlihat sekali kesedihan yang mendalam, tatapannya yang kosong terlihat sekali rasa kehilangan yang mendalam. Langkah demi langkah Rara berjalan mengantarkan jenazah Edo suaminya, air mata membasahi pipinya yang tak henti beruaraian. Semua terasa hampa ia rasakan terasa ada yang hilang separuh dari hidupnya.
Ingi rasanaya ia ikut bersama suaminya, namun takdir itu tak bisa kita lawan. Hanya kepasrahan menerima kenyataan yang kini ia rasakan. Sungguh bagaikan disambar petir di siang hari, rasa tak percaya masih membayangi pikirannya. Andaikan itu mimpi maka bangunkan ia dari tidurnya.
"Rara kita sampai, bangun Ra," Amanda membangunkan Rara ketiduran dibatas keranda Edo di dalam mobil Ambulance,
"Biar aku pegang tangan kamu," lanjut Amanda sambil memegang tangan Rara.