Lelaki itu berdiri di depan pintu rumahnya. Mungkin sudah larut malam sehingga suasana rumah tersebut sangatlah sepi, hanya suara jangkriklah yang berbunyi di sekitar pekarangan bunga di depan rumah tersebut.
Aarun tidak berniat sama sekali membangunkan orang di rumahnya, tentu ia tidak ingin tengah malam yang tenang ini jadi hancur lagi karena kedatangannya yang sudah dua hari tidak pulang tersebut.
Aarun berjalan santai menuju samping rumahnya, ia berhenti tepat di depan jendela yang menghubungkan dengan kamarnya, mungkin jika ada orang yang melihatnya ia akan di kira pencuri di rumah sendiri.