"Iya ini, Mamah. Kamu terlalu lama tidur sampai harus kaku begini. Tapi tak mengapa, kamu pasti akan pulih lagi dalam beberapa hari," kata Sindi dengan lembut sambil mengusap-usap pipi Wili.
Wili menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia tak dapat mengingat apa-apa dalam beberapa jam ini.
"Mas, kamu ingat kan dengan aku?" Jeni menimpali dengan segera bertanya. Entah kenapa Jeni merasa sedih saat melihat Wili seperti tak bisa mengingatnya.
"Siapa?"
Hanya satu kata yang dikeluarkan Wili dengan terbata-bata. Dia bahkan melihat wajah Jeni tanpa ekspresi apa-apa. Lalu kembali dengan tatapannya kepada Sindi yang baru saja menyebut dirinya dengan sebutan Mamah.
"Sudahlah, Jen, Tante. Saya rasa Wili masih butuh waktu. Dia kan baru saja terbangun dari tidur panjang," saran Jeremi yang menimpalinya.
Sindi dan Jeni sepertinya paham. Lalu mereka memilih untuk tak memaksakan Wili mengingatnya.