"Sepertinya benih Wijen segera on the way," bisik Mery sambil ketawa-ketiwi. Dia yang mengetahui perjalanan keduanya merasa bahagia melihat kemersaan antara Wili dan Jeni yang kalau disingkat menjadi 'Wijen' menurutnya.
"Wijen apaan, Mery? Kamu mau bikin kue?" Wili bertanya pada Mery. Rupanya Ia bisa mendengar bisikan Mery padahal sangat pelan. Wili tampak mengernyitkan dahi mendengar ucapan pembantu rumah tangganya itu.
Jeni pun sama, kali ini Mery terlihat aneh dimatanya. Senyum-senyum sambil melihat ke arahnya.
"Aduh Tuan Bos ini masa tidak mengerti sih. Malah saya yang dikiran mau bikin kue. Ya sudah ayo silahkan masuk, Tuan, Nona. Cepat-cepat bikin Wijen yah. Semangat!" Mery berbicara dengan antusiasnya, lalu segera menutup pintu utama di rumah itu.
Walau kedua majikannya terlihat aneh memandangnya tapi ah masa bodo, karena malam ini Mery merasa senang. Otaknya langsung traveling dan langsung membayangkan betapa ramainya suasana rumah kalau Wijen telah lahir ke dunia.