Setelah mematung, Jeni segera pergi dan dia mengurungkan niatnya bertemu, Dewi.
Jeni melajukan kembali kendaraan roda duanya dengan membawa amarah di dalam dada.
"Bisa-bisanya aku melihat dia di sana!" geramnya. Jeni terus saja menarik pedal gas dengan tangan kanannya. Kesedihannya kian bertambah parah manakala melihat lelaki tadi di depan rumah Jeremi.
Sial, saat Jeni terhanyut dalam lamunan. Dia tak menyadari kalau di depannya ada penyebrang jalan. Dia segera memanting setang motornya berbelok ke arah samping jalan sampai akhirnya motornya harus meringkuk di pinggir jalan.
"Aduh!"
Kaki Jeni tampak tertindih sebelah motornya sehingga dia tak dapat berdiri. Sepertinya akhir-akhir ini Jeni terasa sial. Beruntung dia tak menabrak siapa pun di jalan raya. Jeni hanga meringkuk di pinggir jalan dengan motor kesayangannya.
Ada seseorang yang berbaik hati menolongnya. Seseoroang itu segera turun dari mobilnya yang sudah ditepikan di pinggir jalan tak jauh dari posisi Jeni terjatuh.