ดาวน์โหลดแอป
94.44% ANEISHA VS GAVRIEL / Chapter 17: Jarak

บท 17: Jarak

"Aneisha... Bangun... Udah jam berapa ini?!! Anak gadis kok bangunnya siang," teriak kak Felix.

Suara kak Felix yang sangat menggelegar dapat membangunkan Aneisha dari tidurnya. Aneisha pun membalas teriakan juga kepadanya.

"Iya, iya... Mentang-mentang bukan gadis seenaknya nyalahin anak gadis."

Setelah terbangun dari tidurnya, Aneisha tidak langsung beranjak dari tempat tidurnya begitu saja. Tetapi Aneisha membuka handphone miliknya terlebih dahulu. Mengecek apa saja yang ada di handphonenya. Dan ketika Aneisha melihat handphonenya, tiba-tiba saja ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba tersenyum di pagi hari ini.

"Kak Felix... Kak Felix... Lihat ini dehh..," teriak Aneisha sambil keluar dari dalam kamarnya dan membawa handphone miliknya.

"Kenapa sih bangun tidur udah teriak-teriak aja."

"Lihat deh nih kak. Mamah kirimin foto ini ke gue. Sweet banget ya Papah ke Mamah."

Aneisha memberikan handphonenya kepada Felix. Felix pun langsung melihatnya dengan sangat detai. Kemudian Felix ikut tersenyum setelah melihat foto tersebut.

"Iya yah. Ini kejutan gitu aja dari Papah ke Mamah?"

"Iyaa, kak... Semoga aja gue bisa dapetin cowok yang kaya Papah deh. Udah ganteng, peskrja keras, baik, penyayang keluarga, cinta banget lagi sama istrinya. Uh, sempurna banget deh pokoknya."

"Emangnya pacar lu yang sekarang ga kaya gitu?" celetuk Felix meledek Aneisha.

"Apa deh lu. Gua aja ga pacaran sama dia. Au ah, ga nyambung ngomong sama kak Felix mah.

Aneisha langsung pergi meninggalkan Felix begitu saja menuju ke dalam kamarnya kembali. Di dalam sana Aneisha akan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya nanti dia sarapan. Walaupun hari sudah mulai siang. Sedangkan kak Felix tetap berdiam diri di depan ruang tamu tanpa menghiraukan ucapan Aneisha barusan.

"Ga jelas banget tuh anak emang," gumam Felix.

*****

Hari sudah semakin siang. Tetapi Aneisha dan kedua temannya tetap semangat untuk pergi keluar. Karena di hari libur mereka memang sering menghabiskan waktu diluar. Entah itu untuk nongkrong di Cafe atau jalan-jalan ke suatu tempat yang sedang hits di kalangan anak muda seperti mereka. Dan hari ini mereka sedang nongkrong di salah satu Cafe yang sedang hits diperbincangkan oleh banyak orang.

"Gimana lu sama Gavriel?" celetuk Zora bertanya kepada Aneisha. Membuat suasana menjadi kaku seketika.

"Zoraaa," bentak Helen mengingkatkan Zora kalau pertanyaannya membuat Aneisha merasa tidak nyaman.

"Ya maaf. Gua ga bermaksud apa-apa. Ga kaya biasanya aja gitu lu ga cerita tentang Gavriel yang nyebelin itu."

Aneisha tetap terdiam. Tetapi dari ucapan Zora barusan membuat Aneisha memikirkan hal yang sama.

"Iya juga ya. Apa yang dibilang Zora ada benarnya juga. Biasanya Gavriel itu selalu ganggu gua. Mau secara langsung atau lewat handphone. Tapi ini sejak kejadian kemarin itu dia ga ada kabarnya. Atau jangan-jangan ada apa-apa ya sama dia?" pikir Aneisha di dalam hatinya.

"Lu kenapa Neish? Kok malah ngelamun?" tanya Helen.

"Engga, gua ga kenapa-kenapa. Gua cuma lagi kangen aja sama Mamah dan Papah gua."

"Oh iya gimana kabar nyokap sama bokap lu?"

"Baik kok. Udah skip pembicaraan aja. Kita kan ke sini mau happy-happy."

"I... Iya udah deh."

Aneisha berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka bertiga. Aneisha langsung membicarakan hal lain yang membuat Aneisha lupa dengan Gavriel.

Aneisha dan kedua temannya pun berada di Cafe itu hingga langit berubah menjadi gelap. Sekitar pukul 7 malam mereka semua baru kembali ke rumah masing-masing.

Setibanya di rumah, Aneisha tidak menemukan Felix di sana. Sudah pasti Felix sedang malam Minggu an bersama dengan kekasihnya. Hanya terdapat Bi Siem di sana.

"Bi, kak Felix pergi ya?" tanya Aneisha.

"Iya, Non. Baru aja keluar."

"Ohh gitu. Terus selain kak Felix, tadi ada yang datang ke rumah ini ga?"

"Siapa?"

"Yaa siapa aja gitu."

"Ga ada Non. Sejak Non pergi tadi, cuma ada Bibir dan Den Felix."

"Ohh yaudah kalau gitu. Aku ke kamar dulu ya, Bi."

"Iya Non, silahkan."

Aneisha pun masuk ke dalam kamarnya untuk bersih-bersih. Setelah itu tidak tahu apa yang akan Aneisha lakukan di dalam kamar sana. Entah itu belajar, main handphone, nonton film atau yang lainnya.

*****

Waktu berlalu begitu cepat. Hari dimana yang sangat di eluh-eluhkan oleh para murid tiba. Yups, hari Senin. Dimana kebanyakan dari para murid sangat enggan dengan hari Senin. Selain harus melakukan upacara pada pagi harinya, mereka juga merasakan seperti dipaksa untuk berpikir kembali setelah liburan singkat dua hari kemarin.

Pagi ini seperti biasanya Aneisha berangkat ke sekolah diantar oleh Felix. Hampir saja dia terlambat tiba di sekolah karena mereka bangunnya siang. Untung saja pintu gerbang belum di tutup rapat oleh penjaga sekolah.

"Gue langsung masuk ya kak. Jangan lupa jemput gue nanti. Bye," ucap Aneisha yang langsung keluar dari dalam mobil begitu saja.

"Yehh itu anak ga ada sopan santunnya main pergi gitu aja. Untung aja adik gue, lu," ucap Felix sendirian. Kemudian Felix langsung berangkat menuju kampus nya. Sebelumnya sudah pasti Felix akan menjemput kekasihnya terlebih dahulu ke rumahnya.

Aneisha langsung pergi menuju ke kelasnya dengan sedikit berlarian. Setibanya di dalam kelas sudah ada Zora, Helen, dan teman-teman kelas yang lainnya.

"Ya ampun, hampir aja lu terlambat Neish," ucap Zora.

"Iya nih. Biasa gara-gara kak Felix lelet banget jadi orang. Kesel banget gue."

"Yaudah ga usah marah-marah. Yang penting lu ga terlambat kan."

"Iya."

Tidak lama kemudian bel sekolah berbunyi. Itu artinya semua siswa dan siswi sudah harus berada di dalam kelas dan duduk manis di tempat masing-masing. Karena sebentar lagi Guru yang akan mengajar di jam pertama akan segera tiba di dalam kelas.

Tiba-tiba saja Aneisha langsung menengok ke arah belakangnya. Tepat ke arah kursi biasa Gavriel duduk di sana. Tetapi di sana ternyata tidak ada Gavriel dan tidak ada tanda-tanda keberadaannya.

"Gavriel kok ga ada ya? Kemana dia? Apa dia berantem lagi?" pikir Aneisha di dalam hatinya.

Zora yang memiliki sifat ceplas ceplos langsung bertanya kepada Aneisha tentang rasa penasarannya.

"Lu cariin Gavriel, Neish?"

"Engga. Siapa juga yang cariin. Gua cari Helen."

"Ohh gitu."

"Iya lah. Ngapain juga gua nyariin dia. Ga penting banget."

"Iya deh iya."

Aneisha dengan cepatnya langsung mencari-cari alasan supaya dirinya tidak ketahuan jika dia memang sedang mencari Gavriel. Untung saja alasan yang dilontarkan Aneisha kepada Zora tepat. Karena Helen memang duduk tepat dibelakangnya. Walaupun sebenarnya Zora tidak yakin dengan alasan yang diberikan oleh Aneisha. Dan dia masih yakin jika Aneisha memang mencari keberadaan Gavriel saat ini.

-TBC-


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C17
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ