"Ello!" seru pria itu lagi dan kemudian menepuk bahu Ello dengan keras. "Ke mana saja kamu selama ini? Diam-diam pergi, tidak bilang ya. Tahu-tahu, pulang sudah membawa istri."
Ello memutar badan dan kemudian meringis sambil mengangguk. "Eh, Pak Eman."
Cielo ikut melihat pria itu dan tersenyum. Pria itu balas tersenyum sambil mengangguk pada Cielo. Usia pria itu sekitar lima puluh tahun. Kumisnya lebat, tapi ekspresinya ramah.
"I-ini bukan istri. Uhm … ini pacar saya, Pak," kata Ello berbohong.
Cielo jadi bingung. Untuk apa Ello berbohong pada pria itu? Namun, Cielo tidak protes. Mau disebut istri atau pacar tidak ada bedanya, tidak ada yang benar satu pun.
"Oh pacar. Bapak pikir kamu ini sudah menikah. Habisnya sudah seminggu ini tidak kelihatan. Wah itu pacarnya masih muda ya. Kelas berapa? Eh apa sudah kuliah?" tanya Pak Eman.
"Bukan, bukan." Cielo menggerakkan tangannya. "Saya sudah lulus kuliah sejak lama."