Emily menghambur pergi dari tempat itu, meninggalkan papanya yang masih berdiri terpekur tak percaya. Wajah Benny memerah karena menahan emosi. Tangan lelaki itu menyugar rambutnya dengan kasar.
"Benny! Buka pintunya!" teriakan di luar diikuti dengan gedoran. Percuma mengabaikannya, karena wanita itu sangat gigih dan terus-terusan membuat keributan.
Dengan enggan Benny berdiri dan membuka pintu untuk wanita berambut ikal panjang yang menjadi kekasih gelapnya itu.
"Aku sudah dengar semuanya," ujar wanita itu sambil berkacak pinggang dan menatap Benny dengan gusar. "Apa benar yang dikatakan anakmu itu?"