ดาวน์โหลดแอป
94.11% Mr Julio's hot touch / Chapter 16: kelanjutan

บท 16: kelanjutan

Kini mereka sudah tiba di kamar Milik Julio.

"Bagaimana? Apakah kamu suka dengan suasana kamar ini? Kalau tidak suka aku akan merubahnya dengan Selera kamu!" Julio memeluk tubuh Yola dengan lembut.

Yola perlahan-lahan mulai terbiasa dengan sentuhan lembut dari suaminya itu. Yola terus meyakinkan dirinya bahwa dirinya tidak boleh memiliki perasaan ataupun kepada Julio karena dari awal dia menikah dengan Julio, niatnya hanya untuk membalaskan dendamnya kepada orang yang sudah menghancurkan dan menghianati Yola, Yola menginginkan Julio sebagai penopangnya.

"Iya, tentu saja aku suka. Terima kasih karena kamu sudah memberikan kehangatan ini untukku dan terima kasih karena tadi kamu sudah membelaku di hadapan para pelayan. Sebenarnya kamu tidak perlu begitunya di hadapan mereka aku sudah biasa seperti itu." Yola berbicara sambil memainkan jari jari cantiknya di leher sang suami.

Yola sudah berniat akan menggoda suaminya.

Julio yang sudah tidak tahan dengan sentuhan tangan dari istrinya, tentu langsung membawa Yola ke atas tempat tidur dan melakukan hal yang biasa dilakukan oleh suami istri.

Di lantai bawah, saat ini Lisa sedang uring-uringan. Ia bermalas-malasan bekerja karena moodnya sedang hancur. Ia tidak percaya jika hatinya saat ini dipatahkan oleh laki-laki yang sangat ia dicintai.

Nunu berjalan menghampiri Lisa, karena sejak tadi Nunu memperhatikan Lisa yang tidak bergerak sama sekali di sana. Dan tidak mengerjakan pekerjaannya.

"Wey. Astanaga, kenapa kamu kok malah cemberut aja? Masih mikirin wanita tadi yang sudah sah menjadi nyonya kita?" Nunu berucap sambil tersenyum miring.

Mendengar hal itu tentu saja Lisa semakin memajukan bibirnya.

"Apa sih? Mungkin saat ini dia sudah menjadi nyonya kita, tapi sebentar lagi dia akan hengkang dari rumah ini dan akan digantikan perannya dengan ku. Aku tidak ikhlas jika sampai Posisiku diambil oleh orang lain. Kenapa wanita itu bisa menyentuh Tuan Julio?" Lisa menyampaikan lap meja di pundaknya.

"Ya udah, semangat ya. Semoga semua yang kamu inginkan akan segera terjadi, meski hanya dalam mimpi!" Nunu berbicara sambil senyum mengajak dan setelah itu ia langsung meninggalkan Lisa begitu saja.

Kini Leo sudah kembali dengan wajah sumbringah.

Pagi-pagi sekali ia sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor, karena sudah beberapa hari ia berlibur dan atasannya sudah menghubungi untuk masuk bekerja.

"Memang rasanya bahagia sekali jika habis menghambur-hamburkan uang dan dikelilingi oleh wanita-wanita cantik!" Leo bersiul sambil memainkan kunci mobilnya.

Namun di saat Leo hendak masuk ke dalam mobilnya. Ia terkejut di saat melihat Siska sedang berdiri di depan mobil miliknya dan tentu saja Leo langsung merubah ekspresinya dengan ekspresi datar.

"Habis dari mana kamu? Kenapa sulit sekali untuk dihubungi dan kenapa kamu menghindari aku setelah kamu mengambil uang 500 juta dari perusahaanku?" Siska menatap Rio dengan tetapan tajam. Tentu saja Leo langsung membuang nafasnya dengan kasur dan meletakkan tes kerjanya di atas mobil.

Dengan mengusap wajah Siska dan tersenyum semanis mungkin Leo mulai mengeluarkan jurus merayunya.

"Kenapa sih Sayang? Bukankah perusahaan kamu saat ini sudah menjadi perusahaanku juga, bukankah kita sama-sama bekerja untuk mendapatkan semua itu. Lalu apa salahnya aku untuk mengambil uang sekecil itu dari perusahaan kamu, lagian juga bukankah pemasukan perusahaan itu selalu meningkat lalu apa salahnya?" Leo memegang pipi Siska dan mengelusnya lembut.

Siska langsung menepis elusan tangan dari kekasihnya itu.

"Bukan begitu, seharusnya kalau kamu memang mau liburan kenapa kamu tidak mengajakku? Kenapa kamu pergi sendiri? lalu untuk apa kamu habiskan uang segitu banyak hanya dalam hitungan hari saja? Apakah kamu menghabiskan uang itu dengan cara menyewa para wanita di luar sana?" Siska duduk di atas mobil milik Leo.

Leo mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak menyangka jika Siska bisa berpikiran seperti itu.

"Apakah kamu mencurigaiku? Untuk apa aku pergi dan menghamburkan uang dengan orang lain. Sedangjan di sampingku saat ini sudah ada wanita cantik, aku pergi karena memang ingin memenangkan diri terlebih dahulu, karena kemarinkan kamu tahu sendiri kalau aku sudah memikirkan berbagai cara untuk meningkatkan Kaka kamu dan juga merasa tertekan karena selalu menyembunyikan hubungan kita. jadi apa salahnya kalau aku sedikit liburan?" Leo merangkul siksa.

Siska terdiam sesaat. Setelah itu ia tersenyum.

"Baiklah kalau seperti itu, ayo kita pergi! Bukankah kamu mau pergi ke kantor? Aku juga mau pergi ke restoran, hari ini waktunya aku melihat apakah para pengunjung ramai seperti biasanya atau tidak." Siska langsung turun dari atas mobil dan membuka pintu mobil. Leo bisa bernafas dengan lega dan setelah itu ya juga mengikuti langkah siska.

Siang harinya tepat di saat waktu makan siang sudah tiba. Semua hidangan sudah tersedia di meja makan dan tentu saja Lisa yang paling Gesit untuk menyiapkan makanan kesukaan Julio.

"Nah gini dong, kerjanya harus giat seperti biasa. Tidak boleh lama-lama ataupun galau-galau, untuk kita itu nggak ada waktu untuk galau. Adanya waktu untuk bekerja." Nunu menepuk pundak Lisa sambil berlalu dari sana.

Sambil mendeletkan matanya bisa membalas ucapan Nunu, " Ya jelas dong aku semangat. Kan biasanya siapa lagi kalau bukan aku yang menyiapkan makan calon suamiku." dengan percaya dirinya Lisa berbicara seperti itu sambil membenarkan rambutnya.

Di kamar Julio kini mereka berdua sudah bangun dan perut mereka masing-masing sudah terasa sangat keroncongan akibat aktivitas panas yang mereka lakukan.

"Kamu pasti sudah lapar kan sayang. Bagaimana kalau kita langsung turun ke bawah untuk mencicipi hidangan di sini dan pasti kamu akan suka dengan makanan kesukaanku." Julio memeluk Yolla yang sedang bercermin tentu saja tersenyum dan mengelus tangan kekar milik suaminya itu.

"Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat! Aku ingin secepatnya kamu membalaskan dendamku kepada kedua manusia itu. Aku tidak mau jika mereka berdua bahagia dengan apa yang seharusnya menjadi milikku." Julio yang mendengar itu tentu langsung tersenyum tipis. "Tentu saja sayang, kita akan pergi ke kota di mana tempat tinggal kamu dulu, tapi setelah pekerjaan di sini selesai. Oke." Julio membalikan tubuh Yola dan mengecup bibirnya.

Yola menutup matanya dan menikmati setiap permainan suaminya.

Entah kenapa sentuhan panas dari Julio membuat Yola menjadi candu. Tapi yola sadar dengan batasnya.

Sedangkan Bobby, kini ia sedang duduk di Paviliun milik julio.

Bobby memang tinggal di paviliun sana dan ia sangat gemar sekali menatap area belakang yang ada di hadapannya saat ini. Apalagi di sana Boby. bisa melihat seseorang ya selama ini ia sukai.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C16
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ