Ivory tampak ragu menerima ajakan Max, karena terlalu tiba-tiba. Meski mereka telah menghabiskan malam bersama, menikmati kebersamaan dan telah menyerahkan keperawanannya pada Max, bukan berarti ia akan mudah setuju dengan tawaran Max.
"Ivy ... mengapa kau hanya diam?" tanya Max, yang jelas mengerti apa yang ia inginkan, tetapi tak mengerti apa alasan gadis cantik di hadapannya itu jadi membisu.
"Apakah kau yakin dengan apa yang kau ucapkan, Max? Aku hanya anak manusia, tak punyai orang tua juga. Apakah keluargamu nantinya akan menerimaku? Dan ... bagaimana pun kalian adalah serigala. Bagaimana aku bisa percaya kalau kalian tidak akan memakanku?"
Max menatap bola mata sewarna safir yang kini tampak mengembun. Ia berusaha mengerti bagaimana perasaan gadis itu saat ini.
Wajar jika Ivory ragu, apa yang dikatakannya memang benar.
"Apakah kau tidak percaya padaku?" tanya Max, terdengar seperti sebuah tuntutan, bahwa Ivory harus percaya padanya.
Gadis itu mengangguk.