Gu Yuwen telah membunuh semua penjaga, tapi dia menyisakan mo Heng yang masih hidup. Mo Heng masih hidup dan masih tertidur lelap. Dia bahkan tak bergerak sedikitpun ketika setiap orang di sekitarnya telah mati.
Mo Heng tengkurap sambil masih memimpin hal tentang dirinya dan Mun zue. Ketika dirinya masih tenggelam dalam mimpinya, dia merasakan sesuatu panas di kedua kakinya. Rasa panas itu, semakin lama malah menjadi rasa sakit yang luar biasa. Merasakan rasa sakit yang luar biasa, dia langsung terbangun.
Penasaran dengan rasa sakitnya, dia melihat pergelangan kakinya sudah berlumuran darah.
" ...Uuuccckkhh!!?....A-apa yang terjadi?!!!"
" ... Kau akhirnya bangun."
Seluruh tubuhnya yang gemetaran karena rasa sakitnya, dia melihat kepada gu Yuwen yang berdiri didepannya. Tatapan mata dari Gu Yuwen membuatnya lebih terkejut. Gu Yuwen yang biasa dilihatnya selalu memiliki tatapan mata yang cerah dan ceria, tapi saat ini tatapan mata Gu Yuwen begitu dingin. Matanya yang dipenuhi kegelapan pekat bisa dilihat dengan jelas olehnya.
"... Apa yang telah kau lakukan?!!"
" Kau memang bodoh. Sudah jelas, kalau aku telah memotong urat kaki mu."
" Sialan!!! Sudah ku duga kalau kau memang bukan orang baik!! Semuanya! Bangun! Gu Yuwen telah mengkhianati kita!!"
Mo Heng berteriak dengan keras. Tapi anehnya, dia tak mendengarkan suara lain selain suara dari tawa kecil yang dikeluarkan Gu Yuwen.
" ...Bodoh. Orang bodoh tetaplah bodoh, ya.. tidak, kau bukan orang bodoh tapi orang tol*l. Lihatlah sekeliling mu, apa kau mencoba untuk membangun orang sudah mati, hah?"
" ... A-apa...??"
Mo Heng mulai melihat ke sekelilingnya. Dia benar-benar sangat terkejut ketika apa yang matanya lihat. Setiap orang yang terbaring disana, dileher mereka keluar darah. Darah yang keluar, membuat genangan darah di sekitarnya.
Wajah mo Heng langsung pucat. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Dia tak pernah sekalipun melihat sesuatu seperti ini. Meskipun dia pernah membunuh, tapi apa yang dilihatnya sekarang terlalu mencengangkan baginya. Para penjaga yang terbaring adalah rekan baginya. Meskipun umur mereka sangat berbeda tapi mo Heng sudah bersama mereka cukup lama. Melihat semua rekannya telah mati secara mengenaskan, dia merasakan rasa sakit yang luar biasa dihatinya. Rasa sakit dari kehilangan semua rekannya memenuhi sekujur tubuhnya.
Gu Yuwen yang melihat mo Heng hanya diam dengan pucat, dia sangat senang melihatnya.
' itu benar. Rasakan rasa sakit itu. Teruslah rasakan rasa kehilangan dari rekan-rekan mu itu. Setiap kematian mereka akan membuat perasaan mu tersayat dengan perlahan.'
" Kasihan sekali. Padahal tadi mereka selalu mencoba berteriak dan meminta tolong kepada mu. Tapi kau malah tertidur dengan santainya..."
"..."
" Meskipun mereka sekarat, mereka masih berharap untuk tetap selamat. Wajah mereka ketika aku menusuk leher mereka, mereka benar-benar kesakitan. Mereka sangat ingin ditolong oleh mu.."
" ... Diam..."
Setiap omongan yang dibicarakan Gu Yuwen membuat mo Heng tambah tenggelam dalam perasaannya. Dia mulai merasakan rasa bersalah dihatinya. Ketika dia tertidur, mo Heng telah menganggap kalau gu Yuwen adalah orang baik dan dia akan mulai berteman dengannya. Tapi dia tak menyangka, ketika dirinya sedang memimpikan hal itu, rekan-rekannya sedang sekarat dan meminta bantuan kepadanya.
" Tertidur dengan lelap ketika rekan mu sekarat... Kau yang terburuk, Mo Heng."
"...Diam! Sudah kubilang diーaaackkkhh!!?"
Gu Yuwen menjambak rambutnya Mo Heng.
" Tapi.. keburukan mu tidak hanya itu saja... akan ku perlihatkan sesuatu kepada mu."
Gu Yuwen menyeret mo Heng dengan menjambak rambutnya. Mo Heng yang dijambak tidak bisa melakukan apapun. Dia hanya kesakitan karena rambut serta tubuhnya ditarik oleh gu Yuwen.
" Apa yang kau lakukan sialan?!! Lepaskan aku!! Mau kau bawa kemana aku!!"
Dia mencoba yang terbaik untuk melepaskan diri. Mo Heng sudah tak bisa berdiri karena otot dikakinya sudah terputus. Jadi, dia mencoba untuk menusuk Gu Yuwen dengan pisau yang disimpan di sakunya.
" Kau pikir aku akan diam saja setelah kau melakukan hal ini?!! Lepaskan akuー!!"
Tusukー
Shingー
Dengan tangannya yang mencoba untuk menusuk Gu Yuwen, tangannya malah terputus dari tubuhnya.
Gu Yuwen menebas kedua tangan mo Heng sebelum pisau yang dipegang mo Heng menusuk dirinya.
" ...aaaaaccchhh!!!!"
Darah yang begitu deras terus keluar dari tangannya yang terputus. Rasa sakit yang luar biasa bisa dirasakan oleh mo Heng. Rasa sakitnya jauh lebih menyakitkan dari otot kakinya yang terputus. Mo Heng sangat menderita sekarang, dia mengalami rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya.
" Diamlah. Dan sebaiknya kau hentikan pendarahannya. Karena kalau kau mati dengan cepat, mungkin kau tidak akan tau apa yang telah terjadi kepadanya."
'Kepadanya' mo Heng langsung tau siapa yang dimaksud oleh gu Yuwen. Dia baru menyadarinya sekarang, karena sedari tadi dia tak pernah memikirkan dimana orang itu. Orang yang paling dekat dengannya dan orang yang menjadi dambaan hatinya. Seseorang yang sangat berharga baginya dan orang yang paling dicintai olehnya.