"Ardina!" Panggil Dean, membuat wajahnya mengangkat sedikit. Suara itu sangat ia kenal. Ardina mendongakan kepala, bibirnya mulai menyinggungkan senyumnya. Wajah lelah Ardina terlihat senang saat matanya mendapati orang yang ia rindukan selama ini.
"A-ayah?" Sahut Ardina. Ia terdiam cukup lama. Ardina tidak menyangka bahwa ayahnya akan berada di sini. Ia melirik kearah Rail, malaikat maut itu hanya tersenyum dan mengangguk. Kemudian ia berlari dan memeluk Dean yang tampak bahagia melihat puterinya berdiri di hadapannya. Lalu Ardina dan Dean berpelukan. Melepas rindu yang sangat tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Cukup rumit harus di ungkapkan.
Ardina menangis sejadinya setelah sekian lama, akhirnya ia bisa bertemu dengan ayahnya kembali dengan kerinduan yang tidak bisa di ungkapkan kata-kata. Ia melepaskan pelukannya sejenak.
"Aku kangen ayah, aku sangat merindukan ayah!" Katanya, dan hanya itu yang bisa ia katakan pada Dean sebagai ungkapan rasa kengennya.