Wuuushh.
Bola api itu melesat cepat menghampiri malaikat. Malaikat itu menangkisnya dengan tongkat Scythe-nya itu. Bola api dari Iblis itu pun melesat ke pohon besar di sekitar mereka.
Jantung Alicia berdegup kencang, cemas bukan main. Melihat pertarungan antara Iblis dan Malaikat itu, matanya terus menonton tanpa berkedip. Melihat adegan demi adegan yang di suguhi adik-kakak itu.
Mereka saling menyerang, saling menghindar dan juga menangkis tiap serangan. Dan mereka juga saling melukai diiringi teriakan amarah di setiap balasan pada luka yang mereka dapatkan dari lawan.
Tak ada yang mau mengalah. Mereka tetap pada ego masing-masing. Baik malaikat maut maupun Iblis punya kekuatan masing-masing yang sulit diduga dan sulit Alicia tangkap dengan mata. Kecepatan mereka susah untuk ia ikutin.
Hingga,
Braaak.
Malaikat jatuh ketanah akibat pukulan kerat dari Iblis itu mengenai bagian perutnga. Suara dentuman keras beradu dengan tanah. Setika itu juga debu menutupi seluruh tubuh Malaikat. Menipis dan lalu kebulan debu itu mulai hilang. Terpampang jelas luka di tubuh terkapar dan tak berdaya itu.
"Tuan malaikat!" Jerit Alicia tertahan, ia ragu untuk melangkah dan menghampiri Malaikat. Tetapi ia tidak tega membiarkan malaikat maut itu dalam keadaan terluka parah. Alicia memberanikan diri setelah sekian menit berpikir. Kakinya mulai melangkah, tapi,
"TETAP DI SANA! JANGAN KELUAR DARI PERSEMBUNYIANMU ITU, GADIS BODOH!" Teriak Malaikat Maut sekeras mungkin.
"Ta-tapi--"
"Jangan membantah! Kalau tidak, kau bisa mati oleh Iblis ini!" potong Malaikat Maut itu sambil beranjak bangun.
Tap.
Iblis keburu mendaratkan kakinya di tanah. Ia urungkan niatnya. Tetap diam di balik pohon besar dengan hati yang cemas. Ia ingin sekali menolong, tetapi Malaikat maut itu sudah memperingatkan dirinya agar tidak keluar dari persembunyian dan tetap menghindari diri dari Iblis.
Iblis turun dengan senyum yang sangat menjijikan bagi Alicia. Seolah ia senang di atas kekalahan malaikat itu. Ingin rasanya gadis itu menghajar Iblis itu, namun ia cuma gadis biasa yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk menolong Malaikat maut. Jangankan dirinya, malaikat maut saja kalah melawan iblis itu. Bisa-bisa, Alicia babak belur dihajar oleh Iblis yang mempunyai kekuatan dahsyat.
Lalu,
Buuk.
Iblis itu sudah menghajar rahang Malaikat maut sebelum ia benar-benar berdiri tegap. Iblis itu menginjak dada Malaikat maut itu dan menekannya.
"Lihat, elu sekarang benar-benar kalah dari gue, kak!!" Kata iblis itu semakin sesumbar. Merasa bahwa dirinya yang paling hebat. Berdiri dan memandang rendah Maut yang masih belum bangkit dari tersungkurnya. "Elu bukan apa-apa dan bukan tandingan gue!"
"Belum, gue belum menyerah. Jadi jangan terlalu percaya diri, mahluk hina," ucap malaikat itu penuh keyakinan. Ia memegang kaki Iblis itu dan mempelintirnya hingga Iblis itu jatuh terduduk di tanah. Malaikat maut berusaha bangkit dari terpuruknya. Bangkit dengan sisa-sisa tenaganya yang hampir saja habis.
Tapi,
Iblis itu langsung menendang wajah malaikat hingga ia terjatuh kembali. Iblis itu berdiri dan menginjak dengan sangat keras ke bagian perut malaikat maut itu.
"Elu tetap akan mati di tangan gue, kak..!" iblis tetaplah iblis. Tak peduli dengan kondisi lawannya. Ia terus menekan injakan kakinya di dada malaikat.
Raungan keras malaikat menyayat hati Alicia yang mendengarnya. Ia bagai serigala yang terluka oleh lawannya. Serigala lemah yang hampir mati dan lawannya hanya tinggal menunggu waktu kematian itu. Seperti itulah yang di tangkap telinga Alicia dari teriakan malaikat maut.
Alicia sangat geram melihat perlakuan Iblis yang sudah keterlaluan terhadap Malaikat maut. Ia sudah tidak tahan menahan diri dari balik persembunyian. Alicia tidak bisa melihat orang lain menjerit kesakitan di depan matanya.
"BERHENTI..!!" Teriak Alicia sambil berlari ke tempat malaikat disiksa iblis. Ia nekat keluar dan mengingkari janjinya pada malaikat agar tetap bersembunyi. Tangannya menyambar patahan dahan pohon yang besar saat melangkah menghampiri tempat pertarungan kakak-beradik itu. Ia menggenggam kayu itu dengan kuat-kuat.
Iblis menatap menyeringai. Entah apa maksudnya ia menatap Alicia seperti menemukan mangsa yang sudah sekian lama dicari. "Bagus! Akhirnya elu menghampiri aku juga, gadis bodoh!"
"Bodoh! Di mana otak gadis bodoh itu sampai berani dan nekat keluar dari persembunyiannya," gumam Malaikat maut di hati. Ia pun bergegas bangun walau seluruh tubuhnya sangat sakit.
"Lepasin dia, atau aku gak segan-segan menghajarmu." Ancamnya mengacungkan dahan kayu pada iblis. Alicia mencoba memasang wajah tergarangnya, melotot, menatap tanpa berkedip sedetikpun pada Iblis itu. Dahan kayu di genggam pegang erat-erat dengan kedua tangannya. Ia mengumpulkan sebanyak mungkin keberanian dalam dirinya untuk melakukan hal gila seperti saat ini.
Ada ketakutan yang lebih besar di wajah seramnya dibanding rasa keberaniannya. Mungkin, ia tidak akan menang melawannya. Cewek lemah bertingkah bagai seorang pahlawan. Bisa jadi itu yang sedang iblis itu pikirkan.
Tatapan malaikat maut berbanding terbalik dengan tatapan iblis, ia sangat mencemaskan keadaan Alicia yang nekat keluar dari persembunyiannya saat iblis itu masih ada di tempatnya itu.
Iblis itu tertawa sangat kencang, "Kau mau memukulku dengan kayu itu?"
Alicia mengangguk.
Iblis itu berjalan tanpa berekspresi takut sedikitpun walau Alicia sudah mengancamnya dengan potongan dahan pohon. Bagi Iblis, Alicia cuma seekor nyamuk yang sekali tepuk langsung mati. Ia mundur beberapa langkah mengikuti langkah Iblis yang terus mendekatinya, "Jangan mendekat, atau kamu benar-benar mampus dengan kayu ini." Gertak Alicia semakin ketakutan saat gigi runcing Iblis dipamerkan padanya. Keringat sebesar biji jagung mulai keluar dari lubang pori-pori dahi dan lehernya. Ia melirik kearah malaikat maut, ternyata lukanya sangat parah. Darah keluar dari sayapnya yang patah akibat beradu pohon dengan sangat keras. Serangan Iblis ternyata tidak main-main walau Malaikat Maut itu adalah kakaknya sendiri.
"Hei, itu tidak akan mempan melukaiku, gadis bodoh!" Iblis berjalan pelan-pelan ke arah gadis itu, dan kini jarak di antara Alicia dan Iblis itu sudah sangat dekat.
Tubuh Alicia tiba-tiba menjadi kaku, ia tidak bisa memukul Iblis itu dengan dahan pohon itu. Lalu, hanya dalam kedipan mata, dahan pohon sudah berpindah tangan dengan sangat cepat. "Lihat, apa yang bisa elu lakukan terhadap gue? Gak ada gadis bodoh!" ujar Iblis itu. Iblis itu meletakan tangan Alicia ke pipi Iblis itu dan, "Lebih baik, tangan lembut ini mengelus pipiku seperti ini."
Degh!
Jantung Alicia tetap berdetak kencang, walau tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Gawat, dia mulai memakai kekuatannya!" pikir Malaikat maut itu. Ia kemudian berlari dengan kaki yang sakit itu. Lalu ia senangaja menabrakan tubuhnya, mendorong kuat Iblis itu hingga terjatuh. Kekuatan Iblis itu seketika hilang dari pengaruhnya pada Alicia.
"Dasar gadis bodoh ... ngapain kamu nantangin dia, Hah? Kamu bisa hancur lebur sekali sentil." Ucapan malaikat maut itu semakin buat nyali Alicia menciut. Seketika keberanian sesaat tadi menghilang.
"Cepaaaat lariiii ... sebelum kamu benar-benar mampus," teriak malaikat maut memberi intruksi. Alicia bingung harus melakukan apa. Ia kuatir dengan keadaan Malaikat maut yang terluka sangat parah. Tetapi, ia juga tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Malaikat maut itu untuk melawan sang Iblis.
****
Bersambung...
Hi, terima kasih sudah baca. Minta dukungannya dengan menambahkan cerita ini ke library or collection kamu, lalu berikan aku dukungan juga dengan memberikan power stone or baru kekuatan, lalu jangan lupa juga untuk selalu buka bab dengan koin. Agar semangat author selalu bertambah, karena hanya dari koinlah pendapatan authornya. Dan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk authornya.
terima kasih.