Mbak Anggun yang membukakan pintu. Satu jam yang lalu, telepon masuk, Mas Kinan minta Reygan untuk datang ke rumah. Hanya sebentar katanya. Ada hal penting yang ingin Mas Kinan bicarakan bersama dengan Reygan. Kebetulan Mama Diana dan Adriana ada di rumah sakit, Aneska tidak sendirian dan Reygan bisa meninggalkannya sebentar.
Ketika masuk ke ruang tengah, Reygan berhenti. Semua keluarga inti sudah ada di sana. Tatapan Reygan tak sengaja bertemu dengan sorot mata Mbak Maya. Ekspresi yang sama dengan yang dia tangkap tempo hari. Apakah mereka--
Lengan Reygan disentuh, Mbak Anggun mengisyaratkan Reygan untuk duduk.
Papa memulai lebih dulu percakapan di antara mereka. "Anes siapa yang menemani, Rey?"
"Ada Mama Diana dan Adriana, Pa."
Mbak Maya terlihat sangat gusar. Tak sabar untuk bertanya, meski suaranya terbata. "Rey, nggak mungkin Anes ... selama ini dia sehat-sehat aja. Jadi mana mungkin--"
Bagi kalian yang paham tentang Lupus, minta tolong awasi cerita ini ya. Bantu aku jadi proofreader biar nggak ada ketimpangan logika. Dan kalau kalian nemu ada yang aneh di tulisan aku, let me know ya ;) Makasih