"Ah, lo seharusnya nggak perlu kirim bunga. Datang dan kasih ke orangnya langsung." Kiki gemas dengan Ari yang bertingkah norak melihat ke kantin.
"Gue belum berani, Ki." Ari membela diri.
"Lo mau kirim bunga sampai kapan? Sampai kita lulus?" Adit yang gemas juga ikut-ikutan mengejek.
"Bakal gue lakuin kalau itu bisa luluhin hati Anes." Ari berkata dengan yakin.
"Anes kan udah tahu perasaan lo gimana. Lo hanya perlu usaha terus, man. Jangan nyerah. Gue dukung lo, kok!" Kiki sampai berapi-api memberinya semangat. Dia bahkan sampai berdiri dan mengepalkan tangan ke udara. Ari segera menariknya duduk sebelum Kiki bertindak lebih jauh dan menjadi pusat perhatian.
Reygan diam saja ketika ketiga sahabatnya meributkan masalah Ari yang sudah tiga hari ini mengirim bunga ke Anes. Dia tetap makan dengan tenang, tidak ikut menimpali.
Riana yang juga duduk di sini, sedikit mengerti keterdiaman kakaknya itu.