Sembari menunggu kedua orang tua Elisa menyiapkan barang bawaan mereka, Beni pun memilih untuk segera menghubungi Jonathan dan memberikan pria itu kabar. Meskipun sebenarnya dia yakin hal ini tidak begitu ditunggu oleh sang bosnya tersebut, namun Beni merasa dirinya harus tetap memberikan perkembangan perihal rencana mereka.
Ya, bagaimana pun Beni yakin seratus persen jika otak Jonathan saat ini pasti masih dipenuhi akan Jihan. Pria tak tahu diuntung itu ... ah, seandainya saja Beni tidak hutang budi dan Jonathan bukanlah bosnya sudah pasti Beni akan bergerak menghajar dan meninju wajah Jonathan hingga berkali-kali banyaknya. Sayangnya hal seperti itu tidak akan pernah bisa dia lakukan mengingat status antara dirinya dan Jonathan saat ini. Begitu pula dengan sumpah setianya kepada pria itu.