[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
***
Gea melotot tatkala satu per satu bola kasti terlempar ke arahnya hanya dalam selang beberapa detik. "Sialan kau, Dean!" serunya emosi tingkat tinggi pada pria yang tengah duduk manis di pinggir lapangan dengan aksesoris penjaga tubuh yang lengkap.
Tak!
Bola pertama berhasil ditangkis dengan tongkat pemukul dan terbang entah ke mana.
"Semangat, Gea! Bayangkan saja kamu sedang memukul orang-orang yang membuatmu kesal," ujar Dean menyorakinya dari pinggir lapangan.
"Bajingan kau!" umpat Gea menajamkan mata. "Yang ini untukmu, sialan!" serunya memukul bola selanjutnya, diarahkan ke Dean, namun sayangnya ... pria itu berhasil menghindar.
"Ku bilang dibayangkan, bukan langsung kamu pukul!" seru Dean yang menjadi sasaran empuk bagi Gea. "Oy, oy, oy!" protesnya ketika semakin banyak bola kasti yang mengarah padanya. "Argh, sakit!" protesnya ketika satu bola kasti mengenai lengannya hingga menimbulkan bunyi yang cukup kencang.