[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
"Oh, astaga ... siapa yang membawa bajingan ini?" tanya Arkhano mendengus kasar dan menatap Kenneth dengan memicing, sudah mencurigai sekretaris pribadinya lebih dahulu.
"Aku yang minta dan memaksa ikut dengan mereka saat datang ke kantormu untuk main. Tapi, kamu tak ada dan kata mereka, kamu sedang sakit. Kenapa? Masalah untukmu, huh?" tanggap Sean berkacak pinggang dan mengambil kursi kosong, lalu duduk di sana dengan ekspresi tengil. Dia melambaikan tangan pada Aletta. "Hei, Ale! Kamu semakin cantik saja," ujarnya menyapa dengan akrab.
"Sialan! Tapi, kau benar. Jadi, ku biarkan," sahut Arkhano diam-diam mengaitkan jari-jari tangannya dengan Aletta yang langsung membalasnya dengan erat dan senyum tipis.
"Tentu saja aku benar," balas Sean menoleh pada Kenneth, Yumna, dan Julia yang masih berdiri memperhatikan mereka. "Kalian juga duduk saja," katanya.