***
"Mau naik bianglala bersamaku?"
Gea sedikit terhenyak, kemudian langsung menggeleng. Dia menatap tornado yang berada di depan sana dan menghela napas panjang. Ekspresinya yang sudah terlihat sedikit senang kembali berubah menjadi buruk seperti awal. Gadis itu menuruni anak tangga, kemudian berlalu lagi.
"Eh, Gea?!" seru Dean memanggil. Dengan segenap tenaga, dia bangkit dari kursi taman dan mengejar Gea agar tak kehilangannya lagi. Berhasil menyamakan langkah dengan gadis pemarah itu, Dean menoleh. "Kamu mau ke mana lagi?"
"Pulang," jawab Gea segera dengan singkat dan ketus, tentunya.
"Huh?" Dean menaikkan sebelah alis. "Kenapa? Ini bahkan baru jam..." Dia melihat jam tangan sejenak. "... setengah satu siang. Lalu, kenapa main pergi saja? Memangnya kita mau pulang sendiri-sendiri, huh?"
"Tidak masalah," jawab Gea tak acuh.