***
Aletta tak langsung membuka pintu. Dia mengintip terlebih dahulu lewat lubang kecil yang ada di tengah pintu. Gadis itu terperanjat hingga mundur beberapa langkah.
"Ah!" serunya tambah terkejut ketika kedua lengannya ditahan oleh Arkhano. Pria itu menunduk menatapnya.
"Kamu hampir menabrakku," ujar Arkhano mendesis malu. Bagian bawahnya belum tenang, masih menonjol dengan kokoh di sana. Kalau tubuh Aletta menyentuhnya, itu akan lebih sulit bagi Arkhano. Gadis itu setengah berbalik dan melirik ke celah di antara kaki Arkhano. Dia tertawa getir setelahnya.
"Apa yang kamu lihat, hah?" sahut Arkhano mendelik sembari menutupinya dengan tangan.
"Ini gawat... gawat," gumamnya dengan suara bergetar.
Arkhano mengernyit. "Memangnya siapa sih yang datang?" tanyanya hendak berjalan ke pintu untuk mengecek. Namun, tangan Aletta menahannya. Gadis itu menggeleng dan tanpa bicara lagi, langsung menariknya ke ruang baca.