.
.
.
Setelah antrian nomor kedua keluar, Nyonya besar tua lekas-lekas membawa Shen Yiyi untuk masuk bersamanya. Dokter Yuen sepertinya telah menunggu mereka.
“Kau- Jangan ikut masuk!” kata Nyonya besar tua kepada pria yang berdiri dibelakangnya.
Pria muda itu langsung merengut. Ia ingin sekali ikut masuk. Akan tetapi sebelum dia melangkahkan kakinya, Nyonya besar tua telah buru-buru menyuruh perawat untuk menutup pintunya.
“Rasakan itu!” celetuk Nyonya besar tua yang dapat didengar jelas oleh dokter Yuen.
Nyonya besar Mu kali ini datang dengan wajah kesal. Meski dokter Yuen tidak tahu alasannya, tetapi dokter Yuen yakin bahwa pria tampan diluar itu pasti cukup sedih dengan apa yang dilakukan oleh Neneknya.
“Selamat siang, Nyonya,” sapa dokter Yuen sebelum dia mengalihkan pandangannya kepada Nona muda yang dibawa oleh Nyonya besar tua.