.
.
.
Mu Shenan baru ingat. Semenjak di lapangan tadi, dia tidak melihat lagi gadisnya itu. Ini sudah malam, tetapi batang hidungnya tidak kunjung kelihatan.
“Dimana Nyonya?” tanya Mu Shenan seraya mengernyitkan kedua alisnya.
“Nyonya …,” sahut asisten Bai tidak bisa menjawab.
Sama seperti Mu Shenan, asisten Bai juga baru teringat dengan keberadaan Nyonya mudanya. Seingatnya, tadi pagi, mereka meninggalkannya di lapangan itu. Dan setelahnya, mereka begitu disibukkan dengan agenda pertemuan bisnis hari ini. Jika demikian, jangan-jangan …
“Astaga! Tuan Mu, jangan-jangan nyonya masih berada di lapangan golf-“ belum sempat asisten Bai meneruskan kalimatnya, dia terlebih dahulu telah melihat Mu Shenan beranjak dari kursinya.
Kali ini, tatapan pria muda itu begitu tajam. Bagai bilah pisau, kedua mata elang Mu Shenan terlihat ingin membunuh asisten busuknya itu dengan sekali tebas.