"Apa maksudmu?" tanyanya pada Ara dengan kening berkerut.
"Sekarang kau terlihat berseri-seri, padahal senyummu itu terlalu mahal untuk dilihat, yang sekarang aku melihat kau gampang sekali tersenyum."
"Benarkah?"
Ara mencibir mendengar ketidakpercayaan Tian, rasanya ia semakin kesal saja mengakui, bahwa Tian semakin menarik di matanya.
"Jangan pura-pura! Kau pasti tahu kenapa kau sekarang seperti itu, kan?"
Tian menarik napas. Ara lagi-lagi terlihat badmood.
Cemburu lagi, kah?
"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Tian yang memilih untuk mengalihkan pembicaraan, tidak mau lagi membahas masalah yang sekiranya bisa membuat Ara jadi terbawa perasaan.
"Aku ingin minta bantuanmu, untuk menentukan pengacara agar bisa membantuku untuk membuat pasar itu cepat dilepaskan oleh masyarakat di sekitarnya."
"Kenapa kamu meminta bantuanku?"
"Karena aku hanya punya teman dekat itu kau, Tian! Jangan karena sekarang kamu sudah punya pacar, kamu jadi abai sama persahabatan kita!"