Pintu terbuka ketika beberapa saat keduanya menunggu.
Berdiri paman Virginia yang menatap ke arah Virginia dan juga Tian dengan tatapan mata tajam, terutama pada Tian.
Rupanya, pria itu sudah menutup hati untuk suka pada calon suami Virginia tersebut.
"Apa, kami boleh masuk, Paman?" tanya Virginia ketika mereka tidak juga dipersilahkan masuk oleh pria tersebut.
Paman Virginia menggeram. Ia seperti tidak yakin menerima keduanya sebagai tamu, tapi penasaran juga apa yang sedang ingin dibicarakan oleh sang keponakan hingga nekat datang ke rumah setelah melarikan diri.
Akhirnya, pria itu mengizinkan Virginia dan Tian untuk masuk ke dalam rumah dan mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Ada apa? Mau bilang kamu dan dia akan menikah? Minta restu? Berani bayar aku berapa? Sampai mau minta restu segala?"
Sang paman bicara, dan ini membuat Virginia jadi sesak.
"Paman, tolong, jangan seperti itu, hargai Tian, dia calon suamiku, dia-"