Benca sedang mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Arpad, kesehatannya sudah mulai pulih. Sedikit demi sedikit, dia mulai belajar untuk mengikhlaskan Lorant. Jika yang terburuk terjadi, dan dirinya harus merelakan Lorant, maka dia harus siap. Fokusnya saat ini adalah, menyelamatkan janin buah cinta mereka berdua yang berada di rahimnya.
"Sayang, maafkan Ibumu nak. Maafkan juga Ayahmu. Kami sangat berterima kasih atas kehadiranmu di dalam rahimku, yang nantinya akan selalu menjadi simbol cinta kasih antara Ibu dan Ayahmu. Kami sungguh tidak berniat untuk membuatmu kelak hidup dalam ketidak bahagiaan. Ibu mohon, percayalah pada Ibu, bahwa apapun yang Ibu lakukan, adalah yang terbaik untukmu. Ibu harap, kamu mengerti, dan selalu sehat di dalam sana. Kami semua mencintaimu, Nak." Benca mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya sedang hamil, mengandung anak Lorant.