📌 PART 44
Humaira keluar pada petang itu untuk mengangkat segala pakaiannya yang telah di jemur pagi tadi di belakang rumahnya . Satu buah kereta mini cooper terus berhenti di hadapan rumah Humaira , "𝖧𝗎𝗁 , 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝖺𝖻𝖺𝗋 𝗇𝗒𝖺 , 𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 𝗄𝖾𝗆𝖺𝗋𝗂𝗇 𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀-𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺 𝗄𝖺𝗇" . Ujar seorang perempuan yang baru keluar dari perut keretanya . Melihat Humaira yang berada di belakang rumah , secara perlahan-lahan dia mendekati nya dengan mengambil ranting kayu yang sedikit besar di tepi pokok yang tersusun rapi . Perempuan itu terus berdiri tepat di belakang Humaira yang ralit sedang memasukkan pakaiannya di dalam bakul .
"𝖧𝖺𝗂 𝖼𝗂𝗄 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 , 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗇" . Sapa perempuan itu bongkak , dengan pantas Humaira memusingkan tubuhnya apabila mendengar suara itu seperti pernah di dengar . "𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺" . Ringkas Humaira berbicara . Matanya terus menangkap pada sebuah ranting yang sedikt besar di tangan Reana , "𝖧𝖺𝗉𝗉𝗒 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗄 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 ? 𝗐𝖾𝗅𝗅 , 𝖺𝗄𝗎 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗅𝖺𝗐𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 , 𝗌𝖾𝖼𝖺𝗋𝖺 𝗄𝖾𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅𝖺𝗇 𝗉𝗎𝗅𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝗎𝗇 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀-𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂 𝖽𝗂 𝗌𝗂𝗌𝗂" . Sindir Reana sambil berjalan mengelilingi Humaira . Melihat Humaira yang hanya diam sambil memegang bakul pakaiannya , Reana terus merentap kasar bakul pakaian itu lalu di jatuhkan ke tanah . Belum sempat Humaira mengutip pakaiannya yang terhambur , Reana lebih pantas memukul belakang Humaira .
"𝖠𝗋𝗁𝗁𝗁" . Jerit Humaira dan terus terjelopok ke tanah . "𝖭𝗂 𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝗍𝗂𝗆𝗉𝖺𝗅 𝗍𝖺𝗎 , 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗌𝖺𝗄𝗂𝗍 𝖻𝗂𝗅𝖺 𝗍𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗁𝗐𝗂𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇" . Bengis Reana sambil menarik tudung Humaira . "𝖲𝖺𝗄𝗂𝗍𝗅𝖺𝖺 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 , 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖺 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎" . Rayu Humaira sambil memegang kepalanya yang menahan tdung nya agar tidak terlepas dari kepalanya . "𝖧𝗎𝗁 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉 𝗅𝖺𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎" . Bengis Reana lagi sambil melepaskan tudung Humaira yang di pegangnya dengan kasar .
Bila melihat Humaira yang masih terduduk di situ , kemarahan nya mulai mencabar , sekali lagi dia memukul belakang Humaira berkali-kali dengan sekuat hatinya . "𝖠𝗋𝗋𝗀𝗁𝗁 , 𝗌𝖺𝗄𝗂𝗍𝗅𝖺𝖺 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 . 𝖯𝖾𝗋𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗃𝖾 𝗄𝖺𝗎 𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗇𝖺𝗀𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅 𝖺𝗄𝗎 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 . 𝖪𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 𝗍𝖺𝗎 , 𝗄𝖺𝗎 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖽𝗂𝖺 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝗄𝖾" . Sebak Humaira menuturkan katanya . "𝖪𝖺𝗎 𝖿𝗂𝗄𝗂𝗋 𝖺𝗄𝗎 𝗉𝖾𝖽𝗎𝗅𝗂 𝗄𝖾 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝖺𝗎 , 𝖻𝗂𝖺𝗋𝗅𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂𝗉𝗎𝗇 . 𝖲𝖾𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝗎𝖺𝗌 , 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗍𝗎𝗅𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖾𝗇𝗍𝗂 𝗅𝖺 𝗉𝖾𝗋𝖾𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗆𝗉𝖺𝗌" . Marah Reana sambil melemparkan kayu di tangannya . "𝖠𝗄𝗎 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗆𝗉𝖺𝗌 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗄𝖺𝗎 𝖿𝗂𝗄𝗂𝗋 𝗅𝖺𝖺 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 . 𝖪𝖺𝗎 𝗃𝖾 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 , 𝗄𝖺𝗎 𝗃𝖾 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝗎𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗍𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂 . 𝖪𝖺𝗎 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 , 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗅𝖺𝖺 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝗄𝖺𝗍 𝗅𝗎𝖺𝗋 𝗌𝖺𝗇𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝖽𝖾𝗄𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗎 . 𝖠𝗄𝗎 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗒𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 , 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 , 𝖻𝗂𝖺𝗋𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝖺𝗁𝖺𝗀𝗂𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖽𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝗂𝗇𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 . 𝖯𝗅𝖾𝖺𝗌𝖾 , 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖺𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋 , 𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗁𝖺𝗋𝗂 𝗇𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝗂𝗁𝖺𝗄 𝗉𝗈𝗅𝗂𝗌 𝖺𝗍𝖺𝗌 𝗄𝖾𝗌 𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 . 𝖡𝖾𝖼𝖺𝗎𝗌𝖾 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 , 𝖺𝗄𝗎 𝖿𝖺𝗁𝖺𝗆 𝗌𝖾𝗀𝖺𝗅𝖺 𝗂𝗌𝗂 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍-𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 , 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗒𝗎 𝖽𝖾𝗄𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗎 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 . 𝖳𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖺𝖺 , 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖺 𝗅𝗎𝗉𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 , 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖺𝗒𝖺𝗄 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝖺𝗁𝖺𝗀𝗂𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗇𝖺-𝗆𝖺𝗇𝖺 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗇𝗒𝖺 . 𝖪𝖺𝗎 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗅𝖺𝖺 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗎𝗍 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗈𝗋𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗄 𝗄𝖾𝖺𝖽𝖺𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗇𝖺𝗄 𝖽𝗂𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗌𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗅 𝗇𝗂 . 𝖠𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝗎𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗅𝗎 𝖺𝗄𝗂𝖻𝖺𝗍 𝗉𝖾𝗋𝖻𝗎𝖺𝗍𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂 , 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗅𝖺𝖺 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 , 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝖺𝖺𝖿𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎" . Sayu Humaira , Reana hanya terdiam mendengar bait-bait yang di lontarkan oleh Humaira . Hatinya sedikit sebanyak menyentuh jiwa perempuannya , akhirnya dia akur , dia pun ingin membuka langkahnya apabila dia melihat Humaira yang sedang mengutip pakaiannya yang berselerak .
"𝖯𝖺𝗍𝗎𝗍𝗅𝖺 𝖭𝗂𝗄 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 , 𝗉𝖺𝗍𝗎𝗍𝗅𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 , 𝗋𝗎𝗉𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖻𝖾𝗋𝖻𝗎𝖽𝗂 𝖻𝖺𝗁𝖺𝗌𝖺 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖺𝗄𝗎 . 𝖢𝗎𝗆𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗃𝖾 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗌𝗂𝗅𝖺𝗉 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗇𝗂 , 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖺𝗒𝖺𝗄 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝖺𝗁𝖺𝗀𝗂𝖺 , 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖺𝗒𝖺𝗄 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗂𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗁𝗅𝗂𝗀𝖺𝗂 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖭𝗂𝗄 , 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁 𝗁𝖺𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺" . Kata Reana sebelum berlalu meninggalkan Humaira . Setelah kereta yang di pandu oleh Reana meninggalkan kawasan rumahnya , dia pun mengangkat bakul pakaiannya yang telah di kutip sebentar tadi . Langkah nya perlahan apabila belakang nya mulai merasakan pedih dan sakit , namun tetap di gagahi juga , kerana hari semakin lama semakin gelap .
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 4:00 petang , Nik baru terfikir untuk pergi menjenguk Humaira di dalam bilik tetamu . Hatinya berasa was-was untuk mengetuk pintu itu , bibirnya di ketap perlahan sambil memegang tengkuk nya . Tombol pintu terus di pulas perlahan , kepalanya di masukkan sedikit ke dalam bilik tetamu . Dahinya berkerut apabila kelibat Humaira tiada di dalam bilik , dia terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam , bilik air di buka , namun lantainya kering seperti air nya tidak pernah di hidupkan . Dia mulai melangkah ke meja solek , barang-barang sepeti perfume dan seangkatan dengannya pun tidak ada di atas meja solek tersebut .
"𝖬𝖺𝗇𝖺 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗇𝗂 ? 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗅𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂𝗍𝖺𝗎 𝖺𝗄𝗎 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗌𝗎𝗇𝗀" . Dengus Nik sambil menggaru kepalanya yang tidak gatal . Matanya terus terpandangkan almari pakaian , tangannya membuka kasar pintu almari . Bulat matanya apabila melihat almari pakaian Humaira kosong , beg bagasi Humaira pun tiada dalam bilik nya . Kerana sebelum ini , Humaira memang meletakkan pakaiannya secara berasingan , cuma bilik saja yang di kongsikan bersama . "𝖲𝖺𝗁 ! 𝖬𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖺𝗁 ! 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 𝗉𝖺𝗌𝗍𝗂 𝗅𝖺𝗋𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 ! 𝗌𝗁𝗂𝗍 !" . Wajah Nik sudah memerah kerana geram atas tindakan Humaira . Dia terus membuka langkah seribu masuk ke dalam bilik nya , sebuah beg belakang berwarna hitam di keluarkan dari dalam almarinya . Dengan gerakan pantas , dia mengemas beberapa helai baju dan terus di masukkan ke dalam begnya .
Dia terus menyarungkan baju berwarna hitam lengan pendek di tubuh sasa nya , seluar pendek berwarna hitam yang di pakai tidak di tukarnya . Wallet serta telefonnya di masukkan ke dalam poket seluarnya , dia mencapai beg yang berisi pakaian di atas tilam nya dengan kasar . "𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 𝗉𝖺𝗌𝗍𝗂 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 , 𝗂𝗍𝗎 𝗃𝖾 𝗍𝗎𝗃𝗎𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗄𝖼𝗂𝗄 𝖹𝖺𝗂𝗍𝗎𝗇 𝗂𝗍𝗎 𝗌𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗄𝖾𝗉𝗎𝗍𝗎𝗌𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 . 𝖲𝗈 , 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 , 𝗅𝖾𝗍𝗌 𝗀𝗈 𝖭𝗂𝗄 , 𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝖽𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇" . Kata Nik dan terus memecut laju keretanya .