Malam telah tiba, seharian ini Lisa terus saja mondar mandir di depan pagar menunggu kedatangan Aksa. Biasa nya laki-laki itu akan datang kerumlah nya ketika di kampus mereka bertemu cuma sebentar saja.
Tapi ini, ini bukan seperti Aksa yang ia kenal, laki-laki itu terlihat berubah dari biasanya
"Lis," panggil Bunda nya.
Lisa yang sedang mondar mandir itu langsung menoleh ke arah Bunda nya yang baru saja datang itu.
"Iya Bun." Jawab Lisa.
Wanita paruh baya yang terlihat masih cantik di usia yang tak lagi muda itu tersenyum.
"Ayo sini duduk, kamu ngapain sih dari tadi bunda perhatiin terus saja mondar mandir gitu. Ada apa huh? Ada yang sedang kamu tunggu?" Tanya bunda nya.
Lisa melangkah ke arah bunda nya itu dan kemudian tersenyum, ia mengelengkan kepalanya.
"Tidak kok Bun, tidak ada yang Lisa tunggu." Jawab Lisa mencoba untuk menutupi kerisauan hatinya
Meskipun begitu tetap saja Lisa tak bisa untuk menipu bunda nya.
"Baiklah jika memang kamu tak ingin menceritakannya kepada Bunda, tidak masalah kok. Mungkin memang benar ada beberapa hal yang tak bisa untuk diutarakan begitu saja yang bisa disebut dengan privasi." Jawab bunda nya itu sambil tersenyum.
Lisa menjadi tidak enak ketika mendengar jawaban yang diberikan oleh bunda nya itu.
"Oh iya Bun, ayah mana?" Tanya Lisa mencoba untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
"Ayah kan nggak pulang malam ini Lis, kamu lupa ya." Jawab Bunda nya yang langsung membuat Lisa menepuk jidatnya.
Karena keasikan memikirkan Aksa ia melupakan bahwa malam ini ayahnya terjebak di luar kota.
"Ah iya, Lisa lupa Bun. Maaf deh, maklum lagi banyak banget tugas kampus."
"Kalau tugas kampus banyak kenapa kamu nggak kerjakan sih HM? Malah disini mondar mandir nggak jelas."
"Bukan nya nggak jelas Bunda tapi lagi cari inspirasi. Anak jaman sekarang ya emang gini sih kalau cari inspirasi Bun." Bela Lisa.
Mobil BMW Aksa nampak keluar dari pagar, hal itu sontak membuat Lisa dan Bunda nya menoleh ke arah rumah Aksa yang berada berseberangan dengan rumah mereka.
"Aksa." Panggil Bunda.
Mendengar panggilan itu, Aksa yang baru saja ingin melajukan mobilnya itu langsung berhenti, "Ada apa Bun?" Tanya Aksa yang sedikit malas menatap ke arah Lisa.
"Mau kemana sih malam-malam gini? Tumben banget keluar. Nggak tau apa.kalau sejak tadi Lisa terus nungguin kamu di depan pagar." Teriak bunda dikit lantang hingga membuat aksa bisa mendengar nya.
"Aksa mau nginep di rumah Leo Bun, kami malam ini sepakat tidur disana." Jawab Ksa seolah tak ingin membahas Lisa.
"Oh ya? Tumben kamu mau nginep di rumah teman. Besok Lisa ke kampus sama siapa dong kalau bukan sama kamu?"
Mendengar itu, Aksa langsung menoleh ke arah Lisa. mata mereka saling beradu pandang berbeda saat sebelum akhirnya Aksa memutuskan nya lebih dulu.
"Biasanya juga Lisa pintar pergi sendiri. Ada ataupun nggak Aksa tetap aja nggak terlihat bun jadi sudahlah, biarkan Lisa melakukan apa yang ia mau, jaman sekarang memang udah biasa sih berjuang tapi nggak dihargai tapi jika terus berkelanjutan hari ini juga nggak bisa untuk terima." Jawab Aksa yang membuat Lisa langsung bungkam.
Bunda menatap ke arah Lisa yang tak mengatakan apapun sejak tadi itu. Sekarang ia paham bahwa hubungan mereka berdua sedang tak baik-baik saja.
"Baiklah jika seperti itu Sa, kenapa kamu tidak cari yang baru saja HM?"
Mata Lisa langsung terbelalak mendengar Bunda nya mengatakan itu.
Apakah ia tak salah dengar barusan? Sebenarnya bunda nya ini berada di pihak siapa?
"Emang zaman sekarang itu udah sering banget kejadian kayak yang kamu bilang, dan salah satu pembalasan paling kejam untuk itu adalah pergi cari yang baru." Lanjut bunda Lisa lagi. Ia melirik ke arah Lisa menggunakan ekor matanya.
Aksa terkekeh mendengar saran dari bunda Lisa.
"Baiklah Bun, kalau gitu Aksa pamit dulu ya. Doakan Aksa untuk dapat cari yang baru secepatnya agar cepat move on dari si itu!" Jawab Aksa sambil mengedipkan mata nakal ke arah bunda Lisa.
"Oke Sa, nanti kalau udah dapat jangan lupa kenalin sama Bunda ya, siapa tahu bisa untuk jadi teman Lisa nantinya."
"Oke Bun, laksanakan!" Ucap Aksa dan kemudian ia langsung menancap gas untuk segerakan pergi. "Aksa duluan Bun, sampai jumpa besok." Pamit Aksa dan setelah itu mobil BMW Aksa langsung melaju dengan cepat meninggalkan perkarangan rumah.
Mata bunda menatap terus mobil milik Aksa sampai mobil itu hilang dari pandangan matanya.
"Aksa itu Ya, aneh-aneh saja. Sudah tahu dia bakalan terus balik lagi ke kamu. Eh malah sok-sok mau pergi cari yang baru. Mantan kamu itu benar-benar beda dari yang lainnya ya Lis tapi entah kenapa Bunda suka sama dia." Ucap bunda sambil tersenyum mengingat kelakuan aneh Aksa itu.
Sementara Lisa ia nampak masih melihat ke arah mobil Aksa yang kini sudah hilang dari pandangan matanya. Ada rasa tak terima dengan kepergian Aksa itu tapi ia juga tak tahu apa itu.
Seharian ini tanpa Aksa membuat ia terasa begitu sakit sekali seperti ada yang kurang dengan aktivitasnya hari ini.
Melihat Lisa yang hanya diam saja ketika di ajak bicara itu membuat bunda nya langsung menaikkan alisnya.
"Ada apa sih Lis?" Tanya bunda.
"Tidak ada apa-apa kok Bun," jawab Lisa sambil mengembang kan senyum nya yang palsu itu.
Bundanya kembali menganggukkan kepalanya, ternyata apa yang dibicarakan oleh nya dan juga Aksa tak membuat Lisa tersadar.
"Baiklah kalau seperti itu, bunda masuk dulu ya Lis mau nelpon ayah, kamu juga masuk, di luar dingin. Lagian Aksa nggak akan datang juga, lebih baik kamu selesaikan tugas kampus kamu yang kamu bilang banyak tadi itu." Ucap bunda Lisa yang saya ini sudah berdiri dari duduknya bersiap untuk meninggalkan Lisa seorang diri.
Jika kehadiran nya disini tak bisa untuk membuat Lisa percaya menumpahkan semua rasanya maka apa gunanya ia disini? Mungkin saja terlalu banyak pertimbangan demi pertimbangan saya ini yang mengusik ketenangan hati Lisa. Biarlah, ia membutuhkan waktu.
Setelah kepergian dari bundanya itu, membuat Lisa langsung menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan kemudian menatap ke arah depan.
"Jadi, apakah semuanya itu benar? Apakah kejadian malam itu bukanlah mimpi? Apa kita akan tetap seperti ini hingga kita saling melupakan satu sama lainnya? Gue benar-benar menunggu Lo sejak tadi Sa," ucap Lisa dalam hatinya. Rasanya hatinya saat ini begitu terasa sakit sekali.