Setelah meninggalkan gedung, Svetlana yang telah mengikuti Eddie di belakang langsung bertanya; "Saya telah membaca informasi yang telah diberikan, untuk menangani monster seperti itu, kita membutuhkan senjata api yang lebih baik."
"Aku perlu membeli beberapa alat, tapi aku tak terlalu akrab dengan tempat ini. Apakah anda tahu tempat dimana senjata dijual?"
Eddie berpikir sejenak, "Hmm, aku pikir aku tahu seseorang yang dapat memperkenalkan kita kepada seorang pedangan profesional."
***
Di sebuah apartemen mid-range.
*Ding Dong!*
Bel pintu berbunyi, beberapa saat kemudian terdengar sebuah langkah kaki yang terdengar dari balik pintu.
Saat pintu apartemen itu terbuka, terlihat sosok gadis muda dan cantik yang membukakan pintu tersebut, gadis itu bertanya; "Siapa anda?"
"Halo, aku Eddie, rekan paman Barry. Saya memiliki sebuah urusan dengan beliau, bisakah kamu memanggilkannya untukku? Terima kasih." Eddie tersenyum.
"Ok, tunggu sebentar." Gadis itu berbalik dan segera berteriak ke dalam ruangan, "Barry, ada seorang pira bernama Eddie yang sedang mencarimu, segeralah keluar!"
Eddie tiba-tiba terkejut, gadis ini terlihat cantik, tapi saat dia berbicara, nampaknya terdengar sedikit... Kasar?
"Moira, beraninya kamu berbicara seperti itu kepadaku!" Suara keras Barry terdengar dari dalam rumah. Nampaknya pria itu marah.
"Hei, aku selalu berbicara seperti ini, anda sendiri juga sama, tentu saja aku akan mencontoh anda!" Gadis itu balik membalas, terlihat tak takut.
Barry mendekat ke arah pintu sambil terlihat mengalami beberapa sakit kepala kecil. "Maaf atas sikapnya Eddie, silahkan masuk."
Barry menyapa temannya dengan sedikit malu, setelah itu dia memperkenalkan wanita muda itu; "Ini adalah putri sulungku, namanya Moira."
"Halo Moira, senang bertemu denganmu." Eddie menyapa gadis muda itu.
"Tapi lain kali aku sarakan untuk menggunakan nama buah saat bersumpah, misalnya pisang, atau tomat. Akan lebih enak didengar seperti itu, dan kamu juga tak akan membuat orang lain merasa buruk, kupikir akan sangat cocok untukmu." Eddie berkata dengan tawa dan canda.
"Aha, pisang dan tomat terdengar tak terlalu buruk. Senang bertemu denganmu juga, Eddie, kamu terlihat seperti orang yang baik." Moira balas tertawa.
Masuk ke ruang tamu, Barry langsung menuangkan secangkir teh. "Eddie, ada gerangan apa kamu ingin menemuiku?"
Kehadiran teman yang satu ini tentunya memuat Barry senang, juga dia menyukai saran temannya barusan. Nama-nama buah selalu lebih menyenangkan untuk di dengar dari pada kata-kata umpatan.
"Aku membutuhkan beberapa bahan untuk memodifikasi senjata, aku datang ke sini untuk bertanya apakah kamu memiliki kenalan baik yang bisa menyediakan kebutuhan ini?" Eddie langsung berkata langsung pada intinya.
"Semacam aksesoris senjata? Tentu saja, aku akan memperkenalkanmu kepada seseorang yang telah menyediakan Team Taktis senjata, dia adalah teman baikku." Barry mengangguk dengan senang hati.
Untuk seorang yang sangat murah hati seperti Eddie, tentunya Barry akan dengan senang hati menolong. Terlebih pihak lain selalu mentraktirnya di bar.
"Terima kasih, juga maaf karena telah merepotkanmu." Eddie mengangguk senang.
***
Mereka bertiga langsung menuju ke sebuah toko yang ada di dekat pinggiran kota, toko ini merupakan toko senjata yang cukup terkenal.
Tidak seperti toko senjata biasanya, bos pemilik toko ini juga menyediakan jasa moifikasi senjata. Senjata hasil modifikasi ini tentunya lebih kuat dari senjata biasa.
"Hei, Robert, kamu mendapat pesanan yang besar! Pastikan untuk mentraktirku minuman nanti." Barry berteriak memberitahu temannya setelah memasuki toko tersebut.
Seolah-olah sikap ini sudah sangat sering dia lakukan saat mengunjungi toko temannya ini.
"Masuklah, masuklah!" Seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian kotak-kotak keluar, dia terlihat sangat sederhana dan jujur, nampak seperti paman yang baik hati.
"Eddie, perkenalkan, ini adalah Robert Kendo. Pemasok senjata team taktis kita." Barry memperkenalkan Eddie kepada temannya, "Robert, ini adalah anggota terbaru kami, namanya Eddie. Dia cukup kaya, jadi jangan sungkan-sungkan untuk menawarinya barang berkualitas tinggi!"
Barry memperkenalkan kedua belah pihak dengan senyum lebar.
"Hahaha, begitukah? Kalau begitu tidak masalah." Robert tertawa.
"Halo, Eddie, kamu mau apa?"
"Temanku yang membutuhkan hal ini, lebih baik bertanya padanya, dialah yang paling mengerti. Svetlana, beri tahu apa yang kamu inginkan."
Eddie membalas Robert dengan senyum ramah, setelah itu menatap ke arah Svetlana.
Svetlana mengangguk, setelah itu memesan serangkaian aksesoris senjata yang dia butuhkan.
Dari aksesoris pistol sampai senapan mesin ringan lainnya. Dengan cepat, Svetlana telah memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh Robert.
Saat mendengar Svetlana berbicara, Robert dan Barry langsung tahu bahwa wanita ini adalah pecinta senjata seperti mereka.