Senyum terus mengembang di bibirnya. Martin tidak pernah merasa bersemangat dalam menjalankan tugas dari Max seperti sekarang ini. Meskipun Martin sudah mendapatkan data lengkap tentang seorang pria bernama Nolan, namun ini akan menjadi sebuah alasan bagi dirinya untuk bertemu dengan Nina, gadis cantik yang sudah mengusik pikirannya.
Kini mobilnya sudah berhenti di depan lahan parkir sebuah Dojo milik ayah Nina. Martin melirik jam tangannya, lalu merapikan kerah kemejanya. Dojo nampak sepi, karena memang sudah waktunya tempat latihan karate untuk mengakhiri jam latihannya hari ini. Dan sengaja, Martin datang saat Nina pulang kerja.
Tangan Martin mendorong pintu kaca yang terbagi dalam motif kotak-kotak kayu. Meja resepsionis dan lobi dojo nampak lengang. Suasana hening dan tidak seorang pun yang terlihat disana. Apa Nina sudah pulang? Terlambat kah dirinya datang?
"SIALAN! LEPASKAN AKU, BRENGSEK!"