Cklek. Brak.
Pemilik ruangan mendongak dan terkejut mendapati pintu ruang kerjanya diserbu seseorang yang kurang ajar. Maximilian Alexander melemparkan penanya ke meja kerja, lalu bersandar di kursinya. Sambil bersedekap, dirinya menunggu apa gerangan yang membuat asisten pribadinya menerobos masuk ruang kerjanya. Selama ini, Martin selalu bersikap layaknya robot yang menyebalkan. Sopan dan dingin.
"Aku perlu penjelasan, Max."
Alis Max semakin meninggi mendengar interupsi Martin yang juga menggebrak meja dengan kedua tangannya. "Penjelasan tentang apa? Seingatku aku tidak berhutang PENJELASAN apa pun padamu," jawab Max kalem namun penuh penekanan.
"Aku sudah mengatakan padamu agar bersikap lembut pada gadis itu. Dia masih polos dan juga dalam kondisi mabuk," desak Martin yang kembali menggebrak meja kerja Max. "Kenapa kamu berbuat kasar padanya?"