BAB 7 : MEMBERIKAN PERINGATAN.
"Untukku?" Bai Xue Jian tidak langsung menerima tapi malah mempertanyakan apa yang sedang dilakukan Helian Qi.
"Iya. Boneka harimau ini sangat mirip denganmu. Jadi aku memberikannya padamu," jawab Helian Qi.
Seketika Bai Xue Jian tertegun setelah mendengarnya. Tidak menyangka Helian Qi bisa mengibaratkan dirinya seperti seekor harimau yang buas. Namun dalam bentuk boneka, ini lebih menggemaskan walaupun terlihat mengerikan.
"Baiklah, terima kasih." Bai Xue Jian pun menerimanya dengan senang hati. Dia menatap boneka tersebut sambil sedik mengelusnya.
Yang dirasakan memang tidak begitu lembut. Ini menandakan kalau boneka kepala harimau ini sudah sangat lama dan mulai usang. Akan tetapi Helian Qi masih menyimpannya sampai sekarang.
Bai Xue Jian mengartikannya sebagai benda kesayangan suaminya. Dia berjanji di dalam hati akan menjaganya baik-baik, seperti dirinya menjaga pedang peninggalan Ayahnya saja.
"Oh iya, kau temanku tapi belum memberitahukan namamu? Aku harus memanggilmu apa jika aku tidak tahu namamu?" tanya Helian Qi.
Bai Xue Jian baru sadar kalau dirinya memang belum memperkenalkan namanya secara langsung pada Pangeran Xuan. Semalam, mereka hanya sepakat untuk berteman tapi belum memberitahukan namanya pada Helian Qi.
"Namaku, Bai Xue Jian. Kau bisa memanggilku Xue Jian atau Jian saja juga boleh," jawabnya.
"Baiklah! Namaku Helian Qi. Karena kita berteman, panggil aku Qi saja." Pangeran Xuan mengulurkan tangan kanannya agar bisa berjabat tangan dengan Bai Xue Jian.
Tertegun dibuatnya tapi tetap sadar kembali. Bai Xue Jian membalas dengan ikut mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Helian Qi.
Pertemanan awal sudah terbentuk. Bai Xue Jian merasa senang di dalam hatinya karena dapat kembali menggenggam tangan pria yang pernah menyelamatkan nyawanya di masa lalu.
Dengan tangan yang sama ini, dirinya dulu pernah digenggam. Menghilangkan rasa takut di dalam hati dan membawa ketentraman. Bai Xue Jian masih mengingat semuanya.
Ada senyuman di wajah ketika menatap Helian Qi suaminya itu. Misi untuk melindungi pria ini sudah mencapai tahap awal. Ke depannya, hanya tinggal mendapatkan kepercayaannya supaya bisa melindunginya kapan pun dan dimana pun dirinya berada.
***
Siang ini, tiba-tiba saja semua pelayan dan penjaga diperintahkan untuk berkumpul di halaman depan kediaman Chunshi.
Yun Heng, tangan kanan Bai Xue Jian memaksa semua pelayan dan penjaga untuk berkumpul. Jika tidak patuh, pria itu menyeret paksa orang tersebut agar menuruti perintah Jenderal Xue.
"Kenapa kita disuruh berkumpul?"
"Tidak tahu."
"Ssttt ... Jangan banyak bicara. Jika kalian melanggar perintah Jenderal Xue, kalian akan bernasib sama seperti dua pelayan pagi. Mereka mati dipenggal langsung oleh Jenderal Xue."
"Ha!!! Kita seperti tidak bisa menyinggung Jenderal Xue selama dia tinggal di kediaman Chunshi ini."
Para pelayan dan penjaga sibuk berbisik satu sama lain. Selain mempertanyakan alasan mereka dikumpulkan, topik hangat pembicaraan ialah masalah dua pelayan yang mati dihukum oleh Jenderal Xue pagi tadi.
Semuanya tentu merasa takut kalau itu akan terjadi pada mereka. Yang bisa dilakukan hanyalah bersyukur karena kejadian pagi tadi bukan menimpa salah satu di antara mereka.
"Semuanya diam! Jenderal Xue sudah datang!"
Semuanya menjadi tenang ketika melihat Bai Xue Jian mulai berjalan dan menempatkan dirinya di hadapan semua orang. Wanita yang mengenakan jubah kebesarannya itu menjadi pusat perhatian semua orang, semuanya siap mendengarkan apa yang akan ia sampaikan kali ini.
"Yun Heng!"
"Baik."
Bai Xue Jian memberikan isyarat pada orang kepercayaannya. Dengan hanya aba-aba dari tatapan mata, pria bernama Yun Heng itu mengerti apa yang harus dilakukannya sekarang.
Di tangannya, ada di kain besar berwarna putih. Di dalamnya, terikat sesuatu yang membuat semua orang memperhatikannya dengan seksama.
Pria itu melemparkannya ke tanah. Terbukalah ikatan asal kain tersebut dan menampakkan apa isi yang ada di dalamnya.
"Ha!!!"
Semua orang tersentak bersamaan. Ada yang menutupi mulutnya, ada juga yang langsung menutup kedua matanya dengan telapak tangan.
Barang yang dilemparkan Yun Heng adalah penggalan kepala pelayan yang tadi pagi dibunuh oleh majikannya. Dua kepala itu sudah berwarna pucat dan berlumuran darah.
Tidak ada yang berani melihatnya. Semua orang dibuat ketakutan sampai membuat bulu kuduk merinding. Tubuh juga terasa lemas seperti merasakan bagaimana jika kepala mereka yang dipertontonkan seperti ini.
"Kalian semua dengarkan baik-baik! Mulai hari ini, jika ada di antara kalian yang berani tidak patuh pada Pangeran Xuan, maka akan bernasib sama seperti kedua pelayan ini!" tegas Bai Xue Jian.
"Mereka berdua adalah contoh! Jika diriku melihat kalian tidak menghiraukan Pangeran Xuan, kepala kalian akan digantung di alun-alun kota untuk dipertontonkan warga Ibukota!" sambungnya.
Ini adalah peraturan baru untuk para pelayan dari Bai Xue Jian. Tujuannya hanya ingin membuat semua pelayan dan penjaga patuh untuk menghormati Helian Qi yang merupakan Pangeran kediaman Chunshi ini.
"Baik, Jenderal!" Semua menjawab serentak dengan menundukkan kepala mereka.
Setelah pengumumannya selesai, Bai Xue Jian meninggalkan tempat bersama Yun Heng yang ikut di belakangnya. Barulah para pelayan dan penjaga bisa menarik napas mereka dengan lega.
Ketegangan tadi benar-benar membuat semuanya merinding seperti menghadapi iblis saja. Apalagi melihat dua bagian kepala manusia yang ada di depan, tidak ada yang berani menatap ataupun mendekat.
"Untungnya bukan aku. Dengan adanya Jenderal Xue, kita benar-benar tidak bisa tidak menghormati Pangeran Xuan."
"Benar. Jangan sampai kita bernasib sama seperti mereka."
Semuanya menyadari dan mengingat ancaman dari Bai Xue Jian. Mulai sekarang harus merubah diri agar menghormati Pangeran Xuan seperti menghormati keluarga kerajaan atau pejabat lainnya.
Para pelayan dan penjaga pun membubarkan diri. Kembali pada tugas masing-masing, jangan sampai lalai bekerja karena mulai sekarang di kediaman Chunshi ini ada yang mengawasi kinerja mereka dalam melayani kediaman Chunshi ini.
Di sudut bangunan.
"Wanita itu ingin mengendalikan kediaman Chunshi ini!"
"Feng Yun!"
"Saya di sini, Pangeran!"
Seorang pria tiba-tiba muncul di belakang Helian Qi karena mendengar panggilan darinya. Prajurit bayangan yang misterius itu, siap untuk mendengarkan perintah dari Sang Pangeran.
"Mulai sekarang, berhati-hatilah. Bai Xue Jian sudah mulai mengendalikan kediaman Chunshi ini. Jangan sampai dia menangkap mu. Jika dia benar-benar berhasil menemukan mu, kau pasti tahu harus bagaimana menjawabnya!" ucapnya.
"Saya mengerti!" jawab prajurit bayangan itu.
"Pangeran, saya baru mengetahui kalau mata-mata Ratu yang ada di kediaman ini sudah mulai mencampur racun ke dalam makanan anda. Saya membawakan obat penawar ..."
"Aku tahu!"
Perkataan Feng Yun dipotong begitu saja oleh tuannya. Sebuah botol kecil yang ia bawa ditolak secara terang-terangan oleh Sang Pangeran. Padahal di dalamnya berisikan obat penawar racun.
"Biarkan racun ini mengalir sebentar di dalam tubuhku! Jangan sampai membuat Ratu curiga jika racun yang ia berikan pada tubuhku tiba-tiba menghilang," sambungnya.
Sebagai seorang bawahan, Feng Yun hanya menuruti apa kata dari tuannya saja. Meskipun khawatir akan keselamatan Pangeran tapi dirinya percaya bahwa tuannya ini pasti memiliki rencana lain untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
'Bai Xue Jian, aku ingin lihat! Apa kau benar-benar setulus hati atau berpura-pura peduli padaku!'