Martahari telah terbit. Orang-orang di rumah baru saja mau mulai sarapan ketika terdengar suara klakson mobil dari luar.
"Ah, itu mereka!" Yena beranjak dengan antusias.
Di luar, ada dua buah mobil yang terpakir. Tentu saja, satu milik Arion dan satu milik Asnel.
"Yena!" Pria dengan pakaian kasual itu keluar dan langsung memburu Yena dengan tangan terbuka. Ia langsung memeluknya erat.
"Eh?"
"Senang sekali bisa bertemu denganmu lagi."
"O-oke. Sekarang tolong lepaskan. Kau membuatku sesak!"
"Tida … eh?" Ansel terkejut. Tertegun kala melihat seseorang menghampiri dari dalam dengan tatapan tajam.
"Dia?!" Ansel melepaskan pelukannya dan melotot ke arah Lucifer.
"Bagaimana bisa … ?!"
Yena cengir.
"Hentikan ekspresimu itu. Mari masuk dulu. Aku akan menjelaskan semuanya."
"Yena." Lucifer merangkul Yena dan membawanya ke dalam sementara matanya yang tajam melirik Ansel dengan peringatan.
Ansel masih terpaku di depan pintu dengan syok.