Esok hari, pagi-pagi sekali Yena sudah bangun dan memuaskan dahaganya pada burung-burung laut yang dibawa Lucifer. Namun untuk kelinci, dia sama sekali tak tega. Mengapa Lucifer menyuruhnya membunuh hewan seimut ini?
"Lebih baik aku pelihara saja mereka," pikir Yena. Ia melepas kelinci-kelinci tersebut ke ruang tengah. Membiarkan mereka berlarian dan melompat-lompat lincah. Lumayan juga, jadi dia tidak akan kesepian.
"Kucing yang waktu itu ke mana, ya?" Melihat kelinci-kelinci Yena jadi teringat dengan kucing yang kemarin. Sepertinya dia tidak melihatnya di ruangan itu.
Yena berjalan ke ruangan rahasia tersebut untuk mencarinya, sekaligus lanjut melihat-lihat.
"Dia sudah tidak ada. Tentu saja pasti sudah pergi." Yena bergumam menyayangkan. Ia kembali meraih buku besar yang kemarin tak sempat ia baca. Baru saja ia hendak membukanya, tangan Lucifer merebutnya secepat kilat.
"Eh?"