Bibi Elena mengangguk, ia menatap wajah keponakannya dengan kening yang tiba-tiba berkerut halus. Seolah menyadari sesuatu.
Melihat perubahan ekspresi di wajah wanita itu, Andine malah semakin panik.
"Andine, kau pakai AC? Di saat sakit seperti ini? Bukankah setiap hari kau terbiasa memakai kipas angin?" Bibi Elena bertanya dengan ekspresi penuh rasa penasaran, ia melirik ke arah kipas angin yang terletak di atas nakas.
"Apa benda itu rusak?" tanya Elena lagi.
Andine menggigit bibir bawahnya, ia harus mencari alasan yang tepat. Jangan sampai bibinya ini menaruh curiga, hingga membuat sosok yang ia sembunyikan malah ketahuan.
"Eng … i-iya, Bi. A-aku merasa gerah, ingin merasakan pakai AC saja. Kipas angin saja tidak cukup," jawab Andine sambil tersenyum kikuk.
Bibi Elena menatap Andine penuh selidik, wanita itu merasakan ada sesuatu yang janggal.
Ditatap penuh curiga seperti itu, membuat Andine merasa semakin takut.