Andine menatap dalam-dalam wajah sang suami, ia mengamati bagaimana bentuk dan detail dari wajah milik suaminya. Hidung yang mancung, mata yang seringkali menatap tajam ke arah dirinya, alis terukir rapi, serta bentuk bibir yang sedikit berisi. Wajah itu, adalah wajah yang membuat hati Andine berdebar saat pertama kalinya ia datang ke rumahnya untuk proses perjodohan.
Kala itu Andine mengira bahwa kedatangan Andra bersama orang tuanya adalah karena lelaki itu setuju untuk dijodohkan. Andine berpikir bahwa kelak kehidupan rumah tangganya akan bahagia jika ia menyetujui perjodohan itu.
Namun, sayang sekali dugaannya salah.
Selarik senyum kecut tersungging di bibirnya, Andine merasa miris pada dirinya sendiri. Betapa tidak, sebab ternyata kehidupan berumah tangga yang ia jalani tidak sesuai dengan ekspektasinya selama ini.
"Mungkin takdirku memang tidak seberuntung orang lain," gumam wanita itu dengan suara lirih.